Kebijakan Tarif Trump Turut Sasar E-Commerce China, Temu Cs. Terancam

Avatar photo

- Penulis

Senin, 3 Februari 2025 - 07:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, JAKARTA – Tarif perdagangan baru yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap China, Kanada, dan Meksiko mencakup kebijakan yang menentang e-commerce.

Kebijakan Trump tersebut memiliki rencana yang jelas untuk menghilangkan pengecualian tarif yang sudah lama berlaku untuk paket-paket senilai kurang dari US$800.

Melansir Bloomberg pada Senin (3/1/2025), perintah eksekutif Trump yang mengatur pungutan sebesar 25% di Kanada dan Meksiko – ditambah bea masuk 10% di China – menetapkan bahwa pengecualian “de minimis” untuk paket kecil tidak lagi berlaku. 

Baca Juga : Jadi Sasaran Tarif Trump Selanjutnya, Uni Eropa Beri Peringatan Keras

Berdasarkan pengecualian ini, produk-produk di bawah jumlah dolar tersebut dapat masuk ke AS tanpa tarif – suatu keuntungan bagi platform e-commerce China yang seringkali mengirimkan barang-barang yang lebih murah langsung ke konsumen di AS.

Cakupan keseluruhan dari perubahan de minimis ini – apakah hanya berlaku pada tarif baru yang dikeluarkan pada hari Sabtu atau pada pungutan perdagangan lama yang sudah ada – masih belum jelas. Juru bicara Gedung Putih tidak menanggapi pertanyaan mengenai jangkauannya. 

Baca Juga : : Sentimen Tarif Trump Diprediksi Tekan Bursa Asia Hari Ini

Namun, para pengacara perdagangan mengatakan pernyataan Trump yang menindak pengecualian de minimis dapat diterapkan secara luas, bahkan terhadap bea masuk yang sudah ada terhadap China, Kanada, dan Meksiko.

Terlepas dari itu, dampak perubahan ini akan paling besar terjadi di China, yang berdampak pada pengecer termasuk Alibaba, JD.com Inc., Temu dari PDD Holdings Inc., dan Shein yang fokus pada fesyen. 

Baca Juga :  Media China Sambut Kembalinya Raja Sepak Bola Tiongkok, Berani Sesumbar Negaranya Bisa Bungkam Timnas Indonesia di GBK

Baca Juga : : Kanada dan Meksiko Balas Tarif Trump, Perang Dagang Makin Panas

Pembeli dan perusahaan Amerika mengimpor kiriman senilai US$48 miliar dari seluruh dunia melalui celah tersebut dalam sembilan bulan pertama tahun lalu, menurut perkiraan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS.

Adapun, Alibaba, JD, Shein dan Temu tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kebijakan tarif tersebut.

Celah de minimis yang menganga telah memberikan keuntungan besar bagi perusahaan-perusahaan e-commerce yang terkait dengan China dibandingkan pengecer fisik dan pengecer online seperti Amazon.com Inc.

Temu khususnya meledak di AS dengan menawarkan diskon besar pada berbagai produk bagi orang-orang yang bersedia menunggu sekitar seminggu untuk pengiriman. 

Temu – yang diperkirakan EMarketer Inc. akan menjual produk senilai US$30 miliar kepada pembeli AS tahun ini – menjadi alternatif bagi Amazon serta jaringan ritel seperti Hobby Lobby, Party City, dan toko dolar. 

Pembeli menunjukkan bahwa mereka bersedia menunggu pengiriman dengan imbalan diskon. Hal ini bertentangan dengan model pengiriman cepat Amazon. 

Dengan mengirimkan pesanan individu langsung ke pelanggan dari China, mereka menghindari tarif melalui pengecualian de minimis. Jaringan ritel besar yang membeli persediaan grosir yang diimpor dengan kapal umumnya membebankan biaya tarif kepada pelanggan.

Seorang pejabat senior pemerintah yang memberikan pengarahan kepada wartawan mengenai tarif baru berusaha untuk membenarkan penghentian pengecualian tersebut. 

Dia mengatakan bahwa AS kehilangan sejumlah besar pendapatan tarif dan bahwa celah untuk paket bernilai lebih kecil juga menghambat kemampuan pejabat bea cukai AS untuk menangkap pergerakan fentanil ke dalam negeri. Pejabat tersebut tidak merinci ruang lingkup perubahan tersebut.

Baca Juga :  Penghimpunan Dana di Pasar Modal Tembus Rp 259,24 Triliun pada 2024

Anggota parlemen telah memperingatkan bahwa jalur de minimis memudahkan fentanil dan bahan kimia prekursor yang digunakan untuk membuat obat mematikan tersebut untuk menghindari bea cukai dan memasuki AS tanpa terdeteksi. 

Celah Besar

Pengiriman bernilai lebih kecil menyumbang lebih dari sepersepuluh ekspor China ke AS, menurut penelitian dari ekonom di Nomura Holdings Inc.

Total volume pengiriman barang de minimis ke AS mencapai 1,4 miliar paket pada tahun fiskal 2024, menurut Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, sekitar dua kali lipat jumlah pada tahun 2022. Pengecer online berdiskon seperti Temu dan Shein berkontribusi signifikan terhadap lonjakan volume.

Merasakan perubahan tersebut, Temu telah mengirimkan lebih banyak persediaan dalam jumlah besar ke AS dan membayar tarif untuk menyimpannya di gudang dekat kota-kota besar untuk mempersempit waktu pengiriman. 

Pergeseran tersebut akan membantu mengurangi dampak perubahan de minimis, namun tetap akan memberi tekanan pada model diskonnya.

Profesor Yale University Jackson School of Global Affairs Amit Khandelwal mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui email bahwa pengiriman de minimis relatif lebih penting bagi konsumen berpenghasilan rendah dan penghapusan pengecualian itu akan lebih merugikan pembeli.

Tarif baru Trump akan mulai berlaku pada pukul 12:01 waktu New York pada Selasa (4/2/2025) dan merupakan upaya untuk menghukum Kanada, Meksiko, dan China atas apa yang menurut presiden AS merupakan kegagalan dalam menindak aliran fentanil dan imigran ilegal melintasi perbatasan AS.

Berita Terkait

8 Tuntutan Pengusaha: Solusi Produktivitas & Kesejahteraan Buruh?
Prospek Emiten Grup Pertamina 2025: Analisis Mendalam dan Rekomendasi Investasi
Investor Asing Lepas Rp20 Triliun: Saham-Saham Apa Saja yang Dilepas Besar-besaran Sebulan Terakhir?
Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025
Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030
Laba Bersih Naik di Kuartal I 2025, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)
Analisis Saham PTPP: Prediksi Kinerja dan Rekomendasi Investasi 2025
Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:27 WIB

8 Tuntutan Pengusaha: Solusi Produktivitas & Kesejahteraan Buruh?

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:23 WIB

Prospek Emiten Grup Pertamina 2025: Analisis Mendalam dan Rekomendasi Investasi

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:11 WIB

Investor Asing Lepas Rp20 Triliun: Saham-Saham Apa Saja yang Dilepas Besar-besaran Sebulan Terakhir?

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:35 WIB

Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:11 WIB

Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Ricuh! Aksi May Day di DPR Berujung Bentrokan

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:11 WIB

Family And Relationships

Fachri Albar Narkoba, Renata Kusmanto Gugat Cerai: Fakta Terbaru!

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:03 WIB

Society Culture And History

Skandal UTBK 2025: Mahasiswa dan Alumni ITB Diduga Lakukan Perjokian!

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:51 WIB

Food And Drink

Rayakan May Day: Promo Makanan & Tiket Wahana Menanti!

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:47 WIB