Target IHSG 2025 Direvisi: Analisis Mendalam dan Faktor Pendorongnya

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 24 April 2025 - 22:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Sejumlah perusahaan sekuritas telah melakukan penyesuaian terhadap target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk tahun 2025. Penyesuaian ini dipicu oleh tekanan yang terutama berasal dari dinamika ekonomi global.

Sebagai contoh, Panin Sekuritas telah menurunkan target IHSG mereka dari yang semula berada di angka 7.902 menjadi 7.072 untuk tahun 2025. Ekonom dari Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menjelaskan bahwa peningkatan tensi dalam perdagangan global, stagnasi dalam pertumbuhan ekonomi domestik berdasarkan proyeksi IMF, dan melemahnya nilai tukar rupiah adalah kombinasi faktor yang mendorong banyak sekuritas untuk merevisi turun target IHSG mereka.

Felix menyatakan bahwa beberapa konsensus yang sebelumnya optimis dengan target di kisaran 7.700–8.000, kini mulai melakukan revisi menjadi kisaran 7.000–7.300, seiring dengan meningkatnya risiko eksternal dan penurunan daya beli di dalam negeri.

“Tekanan dari faktor global menjadi katalis utama, terutama yang berasal dari volatilitas geopolitik dan potensi peningkatan tarif yang diakibatkan oleh kebijakan perdagangan Amerika Serikat,” ungkap Felix kepada Kontan pada hari Kamis (24/4).

Namun, di sisi lain, terdapat faktor-faktor positif yang berpotensi mendukung pergerakan pasar, seperti terjaganya stabilitas inflasi di dalam negeri, prospek suku bunga Bank Indonesia yang cenderung akomodatif, dan dukungan dari investor domestik melalui program pembelian kembali saham (buyback) serta insentif fiskal yang diberikan oleh pemerintah.

Tren Bullish IHSG Dibayangi Pemangkasan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Ini Kata Analis

Selanjutnya, Mirae Asset Sekuritas juga telah memangkas target IHSG untuk tahun ini menjadi 6.900, yang sebelumnya diproyeksikan berada di angka 8.000.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menjelaskan bahwa konflik terkait tarif perdagangan antara Amerika Serikat dan China telah meningkatkan ketidakpastian dalam ekonomi global secara signifikan.

Baca Juga :  Harga Emas 24 Karat Antam Naik ke Level Rp1.679.000 per Gram

Selain itu, Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah merevisi proyeksi pertumbuhan PDB global untuk tahun 2025 menjadi 2,8% dan untuk tahun 2026 menjadi 3%.

Dari sisi domestik, tekanan ekonomi tercermin dari pergerakan nilai tukar rupiah yang terus mengalami tekanan. Rully menyampaikan bahwa di tengah meningkatnya risiko global, investor cenderung mengalihkan investasi mereka ke aset-aset yang dianggap lebih aman. Hal ini menyebabkan tekanan berkelanjutan terhadap mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah.

“Kami sekarang memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada pada level 16.700 per dolar AS pada akhir tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan kami sebelumnya sebesar Rp 15.550,” tulis Rully dalam risetnya pada hari Rabu (23/4).

Dalam strategi portofolio terbarunya, Mirae Asset Sekuritas mengeluarkan saham MAPI dari daftar saham pilihan, sementara bobot investasi ditingkatkan pada saham-saham seperti BBCA, BMRI, ICBP, dan ANTM.

Kemudian, Maybank Sekuritas juga melakukan revisi terhadap target IHSG akhir tahun 2025 menjadi 7.300, dari proyeksi sebelumnya sebesar 7.900, yang mencerminkan proyeksi price-to-earnings (PE) ratio ke depan sebesar 11,7 kali.

Revisi ini didasarkan pada pandangan yang lebih hati-hati terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026.

“Penyesuaian ini juga dilakukan di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, yang dipicu oleh kebijakan Amerika Serikat yang memberlakukan tarif balasan yang tinggi terhadap sekitar 60 negara,” ujar Jeffrosenberg Chenlim, Analis Maybank Sekuritas, dalam risetnya pada hari Selasa (15/4).

Menebak Arah IHSG usai IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Selain itu, dampak lanjutan dari perang tarif, seperti pengalihan ekspor China ke pasar alternatif, dapat menyebabkan kelebihan pasokan global, yang berpotensi mengganggu sektor manufaktur di Indonesia.

Baca Juga :  Terungkap! Daftar 10 Saham Boncos Terparah Saat IHSG Terjun Bebas

Maybank Sekuritas pun merekomendasikan sejumlah saham untuk diperhatikan, seperti BBCA, BBRI, BRIS, JPGA, MYOR, CTRA, ACES dan ICBP pada target harga masing-masing di level Rp 11.675, Rp 4.900, Rp 3.600, Rp 2.300, Rp 3.500, Rp 1.250, Rp 750 dan Rp 14.000 per saham.

Sementara itu, Kiwoom Sekuritas menjadi salah satu sekuritas yang mengambil pendekatan konservatif dalam menetapkan target IHSG di akhir tahun. Setelah sebelumnya memproyeksikan indeks berada di kisaran 7.400–7.500, kini target tersebut direvisi turun menjadi 7.200–7.300.

Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan, dengan IMF memperkirakan hanya sebesar 4,7% pada tahun 2025, meningkatnya ketidakpastian global akibat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, serta tren suku bunga tinggi yang diperkirakan akan berlangsung lebih lama.

Selain itu, tekanan terhadap nilai tukar rupiah juga menjadi pertimbangan penting. Meskipun indeks dolar AS (DXY) sudah turun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir, nilai tukar rupiah tetap tertahan di kisaran Rp 16.800 per dolar AS.

“Artinya, Indonesia memiliki masalah fundamental tersendiri, seperti defisit fiskal,” jelas Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, kepada Kontan pada hari Kamis (24/4).

Meski demikian, Liza melihat masih ada beberapa katalis positif yang berpotensi mendorong IHSG di sisa tahun ini. Di antaranya adalah valuasi saham yang masih relatif terjangkau, arus dana domestik yang tetap solid, serta sektor komoditas, khususnya emas, yang menunjukkan potensi rebound teknikal seiring meningkatnya permintaan aset safe haven.

“Stabilitas politik pasca pemilu yang cukup kondusif juga menjadi faktor pendukung bagi pasar,” tambah Liza.

Berita Terkait

McKinsey Ungkap Mismatch, Jadi Pemicu PHK di Indonesia?
IHSG Berpotensi Turun? Ini Rekomendasi Saham INCO, MAPI, MIDI, ESSA Hari Ini!
Harga iPhone 16 Pro Naik? Cek Harga iPhone Lama Mei 2025!
Inilah Daftar Saham LQ45 Terbaru Periode Mei-Juli 2025: Rekomendasi Saham Blue Chip Pilihan!
Wall Street Menguat: Saham Microsoft dan Meta Jadi Penyelamat?
Kemenkeu Bebaskan Anggaran Rp86,6 Triliun untuk 99 Kementerian/Lembaga
Kemenkeu Raih Rp 12 Triliun Lewat Lelang Sukuk Negara Terbaru
Indonesia Targetkan 5,3 Juta Pekerja di Sektor Ekonomi Hijau

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 06:51 WIB

McKinsey Ungkap Mismatch, Jadi Pemicu PHK di Indonesia?

Jumat, 2 Mei 2025 - 06:31 WIB

IHSG Berpotensi Turun? Ini Rekomendasi Saham INCO, MAPI, MIDI, ESSA Hari Ini!

Jumat, 2 Mei 2025 - 06:15 WIB

Inilah Daftar Saham LQ45 Terbaru Periode Mei-Juli 2025: Rekomendasi Saham Blue Chip Pilihan!

Jumat, 2 Mei 2025 - 05:43 WIB

Wall Street Menguat: Saham Microsoft dan Meta Jadi Penyelamat?

Jumat, 2 Mei 2025 - 03:55 WIB

Kemenkeu Bebaskan Anggaran Rp86,6 Triliun untuk 99 Kementerian/Lembaga

Berita Terbaru

weather

BMKG Imbau Waspada Hujan Lebat di Empat Daerah 2-5 Mei

Jumat, 2 Mei 2025 - 07:07 WIB

Family And Relationships

Lisa Mariana Akui Karma, Minta Maaf ke Atalia Ridwan Kamil

Jumat, 2 Mei 2025 - 07:04 WIB

finance

McKinsey Ungkap Mismatch, Jadi Pemicu PHK di Indonesia?

Jumat, 2 Mei 2025 - 06:51 WIB