IHSG Tertekan? Ini Rekomendasi Saham JPFA, JSMR, PTBA untuk Investor!

- Penulis

Senin, 21 April 2025 - 01:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“`html

Ragamutama.com, JAKARTA — Dinamika pasar modal Indonesia diperkirakan akan terus menunjukkan fluktuasi dengan tendensi pelemahan selama periode perdagangan mendatang, yakni dari tanggal 21 April hingga 25 April 2025.

Menurut data yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menunjukkan sinyal pemulihan bertahap sepanjang pekan perdagangan yang baru saja berlalu, dari tanggal 14 April hingga 17 April 2025. Tercatat, IHSG mengalami penguatan sebesar 0,6% dan mencapai level 6.438,26 pada penutupan perdagangan hari Kamis (17/4/2025). Secara kumulatif, IHSG membukukan kenaikan sebesar 2,81% dalam kurun waktu satu minggu perdagangan.

Namun, perlu dicatat bahwa arus modal asing terus meninggalkan pasar saham domestik dengan volume yang signifikan. Selama sepekan terakhir, nilai jual bersih (net sell) oleh investor asing mencapai angka yang cukup besar, yaitu Rp13,68 triliun.

: BMRI hingga ITMG Siap Tebar THR ke Pemegang Saham, IDX High Dividend 20 Bisa Menanjak?

Aksi jual oleh investor asing pada minggu ini merupakan kelanjutan dari tren yang terjadi pada minggu sebelumnya, di mana dana sebesar Rp5,93 triliun ditarik dari pasar saham Indonesia antara tanggal 8 April hingga 11 April 2025.

Sebagai konsekuensinya, total nilai jual bersih asing (net sell) sejak awal tahun (Year-to-Date/YtD) di pasar saham Indonesia telah mencapai hampir Rp50 triliun, tepatnya Rp49,55 triliun. 

: : Dana Asing Kian Deras Kabur dari Pasar Saham RI, Capai Rp13,68 Triliun Dalam Sepekan

Indri Liftiany Travelin Yunus, seorang Retail Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), mengamati bahwa selama pekan perdagangan ini, hanya satu sektor yang mengalami penurunan, yaitu sektor keuangan (financials), yang turun tipis sebesar 0,17%. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya harga saham-saham perbankan besar (big caps) seiring dengan tanggal eks-dividen.

Sementara itu, sektor-sektor lainnya mencatatkan penguatan, dengan sektor bahan baku dasar (basic materials) dan infrastruktur menjadi yang paling menonjol, masing-masing mencatat kenaikan sebesar 10,47% dan 7,21%. 

Baca Juga :  BPOM Ungkap Ketergantungan Impor Bahan Baku Obat Capai 94 Persen

: : Saham Bank BUMN Dilego Asing Senilai Rp2,7 Triliun, BMRI Paling Jumbo

“Dapat diasumsikan bahwa pergerakan di pasar saham saat ini berada dalam fase mark up with distribution, dengan sentimen positif berasal dari musim rilis laporan keuangan dan pembagian dividen dari kinerja tahun 2024 oleh banyak perusahaan,” jelasnya dalam keterangan tertulis pada hari Minggu (20/4/2025).

Sentimen yang memengaruhi aktivitas perdagangan sepanjang minggu ini masih berkisar pada kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi dampak dari penetapan tarif impor oleh Presiden AS, Donald Trump.

Untuk pekan perdagangan mendatang, dari tanggal 21 April hingga 25 April 2025, Indri menyarankan para trader untuk memperhatikan dengan seksama sentimen yang berasal dari dalam dan luar negeri. 

Dari kancah global, terdapat sentimen terkait S&P Global Composite PMI Flash AS untuk bulan April 2025, yang diperkirakan akan mengalami penurunan dari level 53,5 menjadi 51. Selain itu, klaim pengangguran awal (initial jobless claims) di AS hingga pekan ketiga April 2025 diperkirakan akan meningkat menjadi 218.000 dibandingkan dengan laporan sebelumnya yang berada di level 215.000.

Dari dalam negeri, terdapat sentimen neraca perdagangan Indonesia yang diproyeksikan akan tetap surplus, meskipun sedikit menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Potensi penurunan ini disebabkan oleh melemahnya ekspor Indonesia akibat penetapan tarif dan sentimen kebijakan suku bunga Bank Indonesia yang diperkirakan akan tetap dipertahankan pada level 5,75%.

Dengan mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut, ia memprediksi bahwa pasar saham Indonesia akan terus menunjukkan volatilitas dengan kecenderungan melemah. Hal ini disebabkan oleh potensi besar bahwa pelaku pasar akan cenderung melakukan transaksi jangka pendek (scalping) serta preferensi untuk sementara waktu keluar dari pasar saham. 

IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang yang bervariasi, dengan kecenderungan melemah dalam kisaran level support 6.150 dan resistance 6.700. Indo Premier Sekuritas juga merekomendasikan beberapa saham pilihan untuk diperdagangkan pada pekan depan, dari tanggal 21 April hingga 25 April 2025:

Baca Juga :  Target Produksi dan Penjualan Emiten Emas di tengah Rekor Harga pada 2025

1. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA)

Beli JPFA pada harga 2.010, dengan target harga 2.180, dan stop loss pada 1.915.

JPFA akan mendistribusikan dividen tunai sebesar Rp70 per saham, yang setara dengan dividen yield sebesar 3,4%. JPFA saat ini berada dalam fase konsolidasi yang kuat, dengan potensi risiko dan imbalan (risk and reward) yang masih menarik. Jika JPFA berhasil breakout dari level 2080, maka JPFA berpotensi untuk menguat hingga level 2180.    

2. PT Jasa Marga Tbk. (JSMR)

Beli JSMR pada harga 4.290, dengan target harga 4.590, dan stop loss pada 4.150. 

JSMR ditutup dengan membentuk candlestick marubozu yang kuat sebesar 5,93% pada akhir pekan lalu. JSMR telah terkonfirmasi berbalik arah dari tren menurun (downtrend) menjadi tren naik (uptrend), yang tercermin dari candlestick yang telah breakout dari garis EMA 5, 20, dan 50. Volume transaksi JSMR pada pekan lalu masih cukup kuat untuk mendukung kelanjutan penguatannya.

3. PT Bukit Asam Tbk. (PTBA)

Beli saat terjadi koreksi (buy on pullback) PTBA pada rentang harga 2.680-2.700, dengan target harga 2.830, dan stop loss pada 2.610.

PTBA saat ini berada dalam posisi tren naik yang kuat (strong uptrend) dan saat ini bertahan di area konsolidasi yang kuat. Secara umum, candlestick masih bertahan kuat di atas garis EMA 5. Jika PTBA berhasil breakout dari level 2.770, maka PTBA berpotensi untuk menguat hingga level 2.830.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. RAGAMUTAMA.COM tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

“`

Berita Terkait

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas
Dolar AS Menguat! Sentimen The Fed Dorong Indeks Dolar ke 99
SMDR Bagi Dividen Interim Rp 40,92 Miliar: Laba Bersih Melejit!
Saham Pilihan MNC Sekuritas Hari Ini: Potensi Cuan 31 Juli!

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:50 WIB

IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:15 WIB

UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III

Kamis, 31 Juli 2025 - 10:31 WIB

BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas

Berita Terbaru

Uncategorized

Blokir Rekening Dormant Dikritik Ekonom Indef: Kebijakan Tepatkah?

Jumat, 1 Agu 2025 - 00:09 WIB

sports

Timnas U-17: TC Spanyol-Dubai demi Piala Dunia U-17 2025!

Jumat, 1 Agu 2025 - 00:02 WIB

Uncategorized

Amnesti Prabowo ke Hasto Kristiyanto Disetujui DPR: Kejutan Politik!

Kamis, 31 Jul 2025 - 23:13 WIB

technology

ChatGPT Jadi Saksi? Chat Anda Bisa Dipakai di Pengadilan!

Kamis, 31 Jul 2025 - 22:52 WIB