Ojol Raup Cuan dari Iklan: Kisah Penghasilan Tambahan Ribuan Kilometer

- Penulis

Minggu, 20 April 2025 - 07:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Bagi Romy Desmond, profesinya mengantar penumpang dari satu lokasi ke lokasi lain bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah kesempatan emas untuk meraih lebih. Ibarat peribahasa, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sebagai pengemudi ojek online (ojol) mobil, pria berusia 50 tahun ini tak hanya meraup pendapatan dari penumpang, tetapi juga dari iklan yang terpampang di kendaraannya.

Sejak memulai karirnya sebagai driver pada tahun 2022, atau sekitar tiga tahun lalu, Desmond tidak pernah melewatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam program “iklan berjalan”. Alhasil, menempuh jarak 5.800 kilometer setiap bulannya, setara dengan lima kali perjalanan pulang pergi Jakarta-Bali, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas Desmond.

“Kadang, dalam dua minggu saja sudah mencapai 3.000 kilometer,” ungkap Desmond saat dihubungi pada Kamis, 17 April 2025.

Selama ini, Desmond selalu menyambut baik tawaran pemasangan iklan di mobilnya dari pihak aplikator. Ia menjelaskan bahwa iklan yang ditempel di kaca dan bagian belakang mobil biasanya dihargai sekitar Rp 350 ribu per bulan. Sementara itu, pemasangan iklan di setengah badan mobil dihargai Rp 550 ribu, dan pemasangan full body bisa mencapai jutaan rupiah. Akan tetapi, bonus tersebut baru bisa dicairkan jika pengemudi berhasil menempuh jarak minimal 3.000 kilometer setiap bulan. Bagi Desmond, target ini relatif mudah dicapai karena ia aktif berkeliling di wilayah Jakarta hingga Jawa Barat untuk mengantarkan pelanggan.

Baca Juga :  DJP Catat Penerimaan Pajak Sektor Usaha Ekonomi Digital per 31 Januari 2025 Tembus Rp 33,39 Triliun

“Saya sering ikut program ini. Sudah banyak ganti-ganti iklan,” tutur Desmond.

Menurut Desmond, program iklan keliling ini memberikan tambahan penghasilan yang signifikan bagi pengemudi. Meskipun jumlahnya tidak sebanding dengan biaya servis dan perawatan mobil, pendapatan dari iklan ini bisa membantu menutupi sebagian pengeluaran. “Iklan ini jadi penghasilan tambahan. Ya, buat ganti ban, servis, dan setoran,” kata pria asal Padang, Sumatera Barat ini.

Namun, ia juga mengakui pernah mengalami kegagalan dalam program iklan berjalan ini. Saat itu, ia tidak dapat memenuhi target 3.000 kilometer karena harus mengganti mobil sewaannya. Akibatnya, total jarak yang sudah ditempuh tidak dapat diakumulasikan. “Kontrak belum selesai, tapi saya harus ganti mobil,” jelasnya.

PT Grab Teknologi Indonesia menawarkan berbagai program promosi untuk iklan di kendaraan mitra pengemudinya. Setidaknya, Grab menyediakan empat opsi iklan, yaitu stiker di badan kendaraan, iklan di dalam mobil, penjualan produk di dalam mobil, dan penayangan produk dalam tablet di mobil. Masing-masing iklan ini memiliki masa kontrak antara 1 hingga 6 bulan. Penghasilan yang bisa diperoleh pengemudi dari program ini berkisar antara Rp 400 ribu hingga 1,3 juta per bulan.

Platform Gojek juga memiliki program serupa. Melalui unit bisnis periklanannya, Promogo, Gojek memperkenalkan GoScreen pada tahun 2020 sebagai media iklan luar ruang. GoScreen adalah layanan iklan yang menampilkan konten di layar LED berukuran 22 inci yang dipasang di jok belakang ojek online Gojek. Layar ini tahan air dan dilengkapi dengan konektivitas internet Wifi, Bluetooth, Vim 4G, dan GPS. Program ini menawarkan empat keuntungan utama, yaitu iklan terprogram yang memungkinkan personalisasi konten sesuai waktu dan lokasi, pelaporan impresi secara real-time, pemanfaatan armada roda dua Gojek, dan harga yang terjangkau.

Baca Juga :  GBK Cetak Rekor Pendapatan Tertinggi Sepanjang Sejarah pada 2024

Direktur Promogo, Kiranjeet Purba, menjelaskan bahwa layanan GoScreen memberikan efek domino positif, yaitu meningkatkan penghasilan pengemudi dan meningkatkan visibilitas bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Melalui program ini, Kiran mengklaim bahwa pengemudi berpotensi mendapatkan tambahan penghasilan sebesar 20 persen dari pendapatan normal mereka. “Melalui GoScreen, mitra kami berkesempatan mendapatkan peluang penghasilan tambahan,” kata Kiran dalam keterangan tertulis di situs Gojek.com pada 9 November 2020.

Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), Lily Pujiati, membenarkan bahwa beberapa anggotanya turut berpartisipasi dalam program ini. Ia mengakui bahwa setiap pengemudi memang mendapatkan tambahan penghasilan, asalkan berhasil menempuh jarak 3.000 kilometer setiap bulan. Namun, ia menyayangkan jika pengemudi yang telah mencapai target jarak tersebut tidak menerima kompensasi tambahan.

“Kalau lebih (jaraknya), driver tidak dibayar kelebihannya,” ungkap Lily. Pengalaman serupa juga dialami oleh Desmond. “Kalau lebih, tidak ditambah,” imbuhnya.

Pilihan Editor: Fasilitas yang Bakal Diterima Ojol jika Berstatus UMKM

Berita Terkait

Rekor Baru! Aliran Modal Asing ke Bitcoin Tembus Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Naik Drastis
Prediksi Pasar Saham Mei 2025: Waspadai Fenomena Sell in May and Go Away
Analisis Teknikal Saham BMRI, AKRA, dan GOTO: Rekomendasi untuk Trading Jumat
Laba dan Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya
Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025
Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia
Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?
Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:19 WIB

Rekor Baru! Aliran Modal Asing ke Bitcoin Tembus Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Naik Drastis

Kamis, 1 Mei 2025 - 21:23 WIB

Prediksi Pasar Saham Mei 2025: Waspadai Fenomena Sell in May and Go Away

Kamis, 1 Mei 2025 - 20:51 WIB

Analisis Teknikal Saham BMRI, AKRA, dan GOTO: Rekomendasi untuk Trading Jumat

Kamis, 1 Mei 2025 - 19:51 WIB

Laba dan Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya

Kamis, 1 Mei 2025 - 18:23 WIB

Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025

Berita Terbaru

Education And Learning

Ujian UTBK SNBT 2025 Diduga Banyak Kecurangan: Sistem Pendidikan Butuh Perbaikan

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:15 WIB