Waspada Resesi: Hindari 3 Jenis Saham Ini Agar Investasi Aman!

- Penulis

Sabtu, 19 April 2025 - 15:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah ketidakpastian ekonomi, investasi saham seringkali menjadi topik yang menarik. Walaupun berpotensi menguntungkan, penting untuk diingat bahwa tidak semua saham memiliki ketahanan yang sama saat pasar sedang mengalami tekanan.

Beberapa saham mungkin mampu bertahan, sementara yang lain justru terpuruk dan berisiko menyebabkan kerugian besar. Lalu, jenis saham apa saja yang sebaiknya diwaspadai saat resesi melanda? Berikut tiga kategori saham yang perlu Anda hindari saat kondisi ekonomi memburuk.

5 Alasan Saham Jadi Investasi Favorit Anak Muda

5 Alasan Saham Jadi Investasi Favorit Anak Muda

1. Saham dengan Tingkat Utang (Leverage) Tinggi

Leverage mengacu pada seberapa besar perusahaan menggunakan utang untuk mendanai asetnya. Jika proporsi utang dalam struktur modal perusahaan lebih besar daripada modal sendiri (ekuitas), maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki tingkat leverage yang tinggi. Investasi pada saham perusahaan dengan leverage tinggi mengandung risiko kerugian yang signifikan, terutama saat resesi.

Perusahaan dengan leverage tinggi memiliki beban utang dan bunga yang besar. Di sisi lain, resesi seringkali menyebabkan penurunan pendapatan perusahaan, sehingga mereka kesulitan untuk membayar kewajiban utangnya. Akibatnya, investasi pada saham dengan leverage tinggi sangat rentan terhadap kebangkrutan dan penurunan nilai saham secara drastis.

Baca Juga :  Rahasia Sukses: 6 Langkah Jitu Membuka Bisnis Laundry Setrika Untung Besar

2. Saham yang Sensitif terhadap Siklus Ekonomi (Saham Siklikal)

Saham siklikal adalah jenis saham yang pergerakannya sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Kinerja saham ini cenderung naik turun seiring dengan siklus ekonomi. Saat ekonomi tumbuh, kinerja saham siklikal biasanya juga meningkat. Sebaliknya, saat ekonomi melemah, kinerja saham ini cenderung menurun.

Saham siklikal umumnya ditemukan pada perusahaan yang menjual atau memproduksi barang atau jasa yang permintaannya meningkat saat ekonomi sedang baik. Contohnya adalah perusahaan yang bergerak di sektor barang mewah atau jasa rekreasi. Lebih spesifik lagi, perusahaan yang menjual mobil, furnitur, atau pakaian mewah, serta perusahaan di bidang restoran, hotel, maskapai penerbangan, atau penyedia layanan rekreasi.

Saat ekonomi lesu, konsumen cenderung mengurangi pembelian barang-barang mewah atau yang tidak terlalu penting. Penurunan pembelian ini akan berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan. Konsekuensinya, harga saham perusahaan akan tertekan dan menyebabkan penurunan nilai investasi bagi pemegang saham. Jika penurunan ini berlangsung lama, perusahaan bahkan bisa mengalami kebangkrutan.

5 Alasan Saham Jadi Investasi Favorit Anak Muda

5 Alasan Saham Jadi Investasi Favorit Anak Muda

3. Saham yang Bersifat Spekulatif

Seperti namanya, saham spekulatif adalah saham yang diperdagangkan berdasarkan spekulasi, dugaan, atau asumsi, dan bukan berdasarkan fakta atau data yang solid. Saham ini seringkali diperdagangkan dengan harga yang relatif rendah, namun menjanjikan potensi keuntungan yang tinggi, sehingga menarik minat banyak investor. Namun, berinvestasi pada saham spekulatif saat terjadi krisis ekonomi adalah keputusan yang sangat berisiko.

Baca Juga :  Tren Peredaran Uang Palsu Turun, BI Imbau Masyarakat Kenali Keaslian Rupiah

Saham spekulatif seringkali ditemukan pada saham-saham dengan harga murah (penny stocks) atau pada perusahaan dengan kapitalisasi kecil atau sedang yang sedang berkembang, seperti perusahaan rintisan (start-up) di bidang teknologi. Namun, saham spekulatif juga bisa berasal dari perusahaan menengah atau besar yang telah mengalami penurunan nilai yang signifikan dari waktu ke waktu. Beberapa sektor industri yang seringkali berhubungan dengan saham spekulatif adalah pertambangan, energi, teknologi, dan bioteknologi.

Berinvestasi pada saham saat resesi bisa menjadi strategi yang menarik, tetapi tidak semua saham akan memberikan hasil yang positif. Beberapa jenis saham justru dapat meningkatkan risiko kerugian dan bahkan kebangkrutan. Jenis saham yang sebaiknya Anda hindari saat resesi adalah saham dengan leverage tinggi, saham siklikal, dan saham spekulatif.

3 Cara Mudah Melakukan Analisis Fundamental Sebelum Membeli Saham

3 Cara Mudah Melakukan Analisis Fundamental Sebelum Membeli Saham

Berita Terkait

Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?
Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!
BIKE Tebar Dividen: Simak Jadwal dan Besaran Dividen Sepeda Bersama Indonesia
Astra Graphia Tebar Dividen Rp 67 Miliar: Cek Jadwal Lengkapnya!
8 Tuntutan Pengusaha: Solusi Produktivitas & Kesejahteraan Buruh?
Prospek Emiten Grup Pertamina 2025: Analisis Mendalam dan Rekomendasi Investasi
Investor Asing Lepas Rp20 Triliun: Saham-Saham Apa Saja yang Dilepas Besar-besaran Sebulan Terakhir?
Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:19 WIB

Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:31 WIB

Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:19 WIB

BIKE Tebar Dividen: Simak Jadwal dan Besaran Dividen Sepeda Bersama Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:15 WIB

Astra Graphia Tebar Dividen Rp 67 Miliar: Cek Jadwal Lengkapnya!

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:27 WIB

8 Tuntutan Pengusaha: Solusi Produktivitas & Kesejahteraan Buruh?

Berita Terbaru