ST014 Tersisa Rp 104 Miliar: Analisis Penyebab Sepinya Peminat Setelah Penutupan Penawaran

- Penulis

Rabu, 16 April 2025 - 22:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – JAKARTA. Masa penawaran Sukuk Tabungan seri ST014 secara resmi diakhiri pada hari Rabu (16/4) pukul 10.00 WIB. Meskipun kuota yang dialokasikan mencapai Rp 22,5 triliun, tercatat masih ada sisa kuota sebesar Rp 104 miliar.

Produk investasi Surat Berharga Negara (SBN) ini telah dibuka untuk penawaran sejak tanggal 7 Maret lalu. Pada awalnya, pemerintah menetapkan kuota sebesar Rp 15 triliun, yang terdiri dari Rp 11 triliun untuk jangka waktu 2 tahun dengan tingkat bunga 6,5%, dan Rp 4 triliun untuk jangka waktu 4 tahun dengan tingkat bunga 6,6%.

Selanjutnya, pemerintah meningkatkan kuota untuk tenor 2 tahun sebesar Rp 7,5 triliun, sehingga kuota total ST014 yang tersedia menjadi Rp 22,5 triliun. Namun, hingga penutupan masa penawaran, masih terdapat sisa kuota yang belum terserap sebesar Rp 104 miliar.

Penawaran ST014 Selesai: Intip Jadwal Penerbitan SBN Selanjutnya

Menurut Ahmad Nasrudin, seorang Fixed Income Analyst dari Pefindo, adanya sisa kuota pada ST014 dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu kondisi pasar obligasi dan karakteristik seri yang ditawarkan.

Ahmad berpendapat bahwa pasar obligasi saat ini masih menunjukkan tekanan.

Baca Juga :  Inflasi Jakarta 2 Persen: Fahira Idris Ajukan 4 Solusi Tepat ke BI DKI

“Tekanan ini menyebabkan yield mengalami peningkatan, termasuk pada seri FR/PBS. Kenaikan pada seri FR/PBS meningkatkan potensi substitusi terhadap ST014,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/4).

Sehubungan dengan hal tersebut, Ahmad memberikan perbandingan dengan FR101 yang menawarkan kupon sebesar 6,875% dan memiliki tanggal jatuh tempo yang sama dengan ST014 tenor 4 tahun, yaitu pada April 2029.

Pada tanggal 25 Maret 2025 lalu, investor memiliki kesempatan untuk membeli FR101 dengan harga diskon sebesar 99,65%. Jika investor memegang obligasi ini hingga jatuh tempo, potensi yield yang diperoleh dapat mencapai 6,79% atau lebih tinggi dibandingkan kupon ST014-T4.

“Oleh karena itu, investasi pada FR101 menjadi lebih menarik dibandingkan dengan ST014-T4,” ungkap Ahmad.

ST014 Cukup Diminati, Volume Penjualan Capai Rp 13,8 Triliun

Meskipun tidak seluruh kuota tambahan terjual, Fikri C. Permana, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, menganggap bahwa hasil penjualan ST014 selama periode penawaran 40 hari ini cukup menggembirakan.

“Karena telah melampaui target awal yang ditetapkan sebesar Rp 15 triliun. Angka di atas Rp 20 triliun – Rp 25 triliun untuk ST014 ini sudah tergolong menarik,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Rabu (16/4).

Baca Juga :  Turun Jelang Lebaran, Ini Daftar Harga Pertamax Series se-Indonesia

Namun, jika dibandingkan dengan seri SBN sebelumnya, yaitu ORI027, volume penjualan ST014 memang lebih rendah. ORI027 pada awalnya ditawarkan dengan kuota Rp 25 triliun, dan berhasil terjual hingga Rp 32 triliun. Akan tetapi, Fikri menjelaskan bahwa tingginya penjualan ORI027 merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah, sehingga wajar jika ST014 tidak dapat menyaingi pencapaian tersebut.

“Saat itu, tingkat yield sedang berada pada titik tertinggi. Ekspektasi penurunan suku bunga juga masih dalam tahap awal, sehingga imbal hasil SBN ritel belum terpengaruh,” jelas Fikri.

Setelah ini, pemerintah berencana untuk menawarkan SR022 pada pertengahan bulan Mei mendatang. Fikri memprediksi bahwa jika ditawarkan dengan tenor 2 tahun, imbal hasilnya akan berada di kisaran 6,5%. Sementara itu, tenor 3 tahun berpotensi menawarkan imbal hasil sekitar 6,6%, dan tenor 5 tahun di kisaran 6,7%–6,8%. Ia juga memprediksi bahwa kuota yang ditawarkan akan tetap tinggi, berkisar antara Rp 20 triliun – Rp 25 triliun.

Berita Terkait

Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025
Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030
Laba Bersih Naik di Kuartal I 2025, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)
Analisis Saham PTPP: Prediksi Kinerja dan Rekomendasi Investasi 2025
Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%
PTPP Rugi di Kuartal Pertama 2025: Penurunan Pendapatan dan Laba Signifikan
PTPP Tingkatkan Kinerja: Divestasi Anak Usaha dan Pelepasan Jalan Tol
Harga Emas Antam Hari Ini: Turun Rp 33.000, Cek Rinciannya!

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:35 WIB

Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:11 WIB

Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030

Kamis, 1 Mei 2025 - 13:51 WIB

Laba Bersih Naik di Kuartal I 2025, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)

Kamis, 1 Mei 2025 - 13:31 WIB

Analisis Saham PTPP: Prediksi Kinerja dan Rekomendasi Investasi 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:47 WIB

Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%

Berita Terbaru

sports

Israel Adesanya: Saya Menciptakan Monster di UFC!

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:19 WIB