AS Siapkan Tarif Baru: Investigasi Impor Farmasi dan Chip Dimulai

- Penulis

Selasa, 15 April 2025 - 22:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Pemerintahan Presiden Donald Trump mengambil inisiatif baru dengan mengumumkan penyelidikan mendalam terhadap impor produk farmasi dan semikonduktor. Pengumuman resmi yang terbit melalui Federal Register pada hari Senin, 14 April 2025, mengindikasikan kemungkinan penerapan tarif khusus untuk kedua sektor industri tersebut dalam waktu dekat.

Kebijakan ini langsung memicu kekhawatiran di pasar global, khususnya bagi negara-negara pengekspor utama seperti China, India, dan Irlandia, yang mengandalkan ekspor ke Amerika Serikat.

Menurut laporan dari CNN Business, penyelidikan yang berlandaskan Section 232 dari Trade Expansion Act 1962 ini bertujuan untuk menilai pengaruh impor terhadap keamanan nasional Amerika Serikat (AS). Proses evaluasi ini memiliki batas waktu 270 hari sejak tanggal pengumuman.

1. Alasan di balik penyelidikan

Pemerintahan Trump menekankan bahwa ketergantungan AS terhadap impor semikonduktor, terutama dari Taiwan, serta bahan farmasi dari China dan India, merupakan ancaman serius bagi keamanan nasional. Penyelidikan ini mencakup baik produk farmasi jadi maupun bahan baku, serta peralatan yang digunakan dalam pembuatan chip, yang dianggap esensial bagi kemajuan teknologi dan kesehatan di AS.

Baca Juga :  Harga Minyak Dunia Anjlok Rabu

“Prioritas kami adalah memastikan bahwa Amerika Serikat tidak lagi bergantung pada rantai pasokan asing untuk kebutuhan vital seperti obat-obatan dan chip komputer,” kata seorang pejabat senior dari Departemen Perdagangan AS yang memilih untuk tetap anonim.

Inisiatif ini juga sejalan dengan janji kampanye Presiden Trump untuk menghidupkan kembali sektor manufaktur di AS, meskipun banyak pihak yang memperingatkan tentang potensi gangguan pada rantai pasokan global yang kompleks.

Belanja Inggris Melonjak Hadapi Ancaman Tarif Trump

Belanja Inggris Melonjak Hadapi Ancaman Tarif Trump

2. Dampak potensial terhadap pasar

Penerapan tarif yang diusulkan berpotensi meningkatkan harga obat generik di AS, yang sebagian besar diimpor dari India dan China. Industri farmasi khawatir bahwa peningkatan biaya ini dapat mempersulit akses pasien terhadap obat-obatan penting, terutama di tengah kekhawatiran akan potensi kelangkaan pasokan.

“Pemberlakuan tarif pada impor chip dapat menghambat inovasi dan secara signifikan meningkatkan harga perangkat elektronik di pasaran,” ujar Sarah Lin, seorang analis teknologi dari firma konsultan GlobalTech Insights.

Penyelidikan ini juga menimbulkan reaksi keras dari negara-negara seperti Irlandia, yang nilai ekspor produk farmasinya ke AS mencapai lebih dari 30 miliar euro (Rp570,5 triliun) pada tahun 2024. Pemerintah Irlandia mengkhawatirkan dampak ekonomi yang signifikan bagi negaranya.

Baca Juga :  Bank DKI Jamin Keamanan Data dan Dana Nasabah Sepenuhnya

3. Langkah industri dan respons global

Perusahaan farmasi dan teknologi kini aktif melobi pemerintahan Trump untuk menunda atau membatalkan penerapan tarif, serta meminta masa transisi yang memadai agar mereka dapat menyesuaikan rantai pasokan mereka.

Beberapa perusahaan, seperti Pfizer, telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan investasi dalam fasilitas manufaktur di AS, meskipun proses ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun. Sementara itu, Uni Eropa dan India mulai mempertimbangkan opsi tindakan balasan jika tarif tersebut diberlakukan.

“Kami sedang berupaya mencari solusi yang tidak merugikan pasien di kedua sisi Samudra Atlantik,” kata seorang juru bicara Komisi Eropa. Dengan tenggat waktu 21 hari untuk pengajuan komentar publik sejak pengumuman, dunia kini menanti bagaimana kebijakan ini akan memengaruhi dinamika perdagangan global di masa depan.

Berita Terkait

Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!
Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!
Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!
Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas

Berita Terkait

Minggu, 3 Agustus 2025 - 01:16 WIB

Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 08:07 WIB

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Berita Terbaru

Society Culture And History

Tanduak Kabau di Jersey Semen Padang: Filosofi Minang di Liga 2025/26

Minggu, 3 Agu 2025 - 09:18 WIB

sports

Macau Open 2025: Alwi Farhan Final! Sabar/Reza Bidik Juara

Minggu, 3 Agu 2025 - 09:05 WIB

Society Culture And History

Bendera One Piece 17 Agustus: Pro Kontra Warnai Perayaan?

Minggu, 3 Agu 2025 - 08:57 WIB

politics

Megawati Sekjen PDIP Lagi? Usul Pemakzulan Gibran Mencuat!

Minggu, 3 Agu 2025 - 08:37 WIB