Harga Emas Melonjak: Dolar Tertekan Perang Dagang, Tembus US$3.200!

- Penulis

Sabtu, 12 April 2025 - 02:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com  Harga emas mencatat lonjakan signifikan, berhasil menembus level US$3.200 per ons pada perdagangan Jumat (11/4). Kenaikan ini didorong oleh melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat dan eskalasi tensi dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China, yang berpotensi memicu kekhawatiran akan resesi global.

Akibatnya, para investor beramai-ramai beralih ke aset-aset yang dianggap aman (safe haven), dan emas menjadi pilihan utama mereka.

Dilansir dari laporan Reuters, harga emas di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 2%, mencapai US$3.236,67 per ons troi pada pukul 11:20 pagi waktu New York (1520 GMT). Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah di angka US$3.243,82. Dalam sepekan terakhir, harga emas telah meningkat lebih dari 6%.

Sebulan Harga Emas Antam Naik 12,51%, Hari Ini Meroket (11 April 2025)

Sementara itu, kontrak emas berjangka AS juga mengalami lonjakan sebesar 2,4%, mencapai level US$3.253,20.

“Emas secara tegas memantapkan diri sebagai aset safe haven yang paling diandalkan di tengah gejolak yang diakibatkan oleh perang dagang yang diprakarsai oleh Trump. Depresiasi Dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS mencerminkan terkikisnya kepercayaan terhadap AS sebagai mitra dagang yang dapat diandalkan,” ungkap Nitesh Shah, seorang analis komoditas di WisdomTree.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Tembus Rp1.836.000, Naik Rp17.000 Hari Ini: Rekor Tertinggi Baru

Pada hari yang sama, China mengambil langkah dengan menaikkan tarif impor terhadap produk-produk asal AS hingga mencapai 125%, semakin memperdalam jurang konflik antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Tertekannya nilai dolar terhadap berbagai mata uang utama global turut memberikan dampak positif bagi harga emas. Emas yang diperdagangkan dalam denominasi dolar menjadi lebih terjangkau bagi pembeli internasional, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan.

Emas Dunia Kembali Tembus All Time High

Selain itu, reli harga emas sepanjang tahun ini juga didukung oleh sejumlah faktor pendukung lainnya, seperti aktivitas pembelian yang dilakukan oleh bank-bank sentral di seluruh dunia, ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed), ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, serta derasnya aliran dana investasi menuju reksa dana berbasis emas (gold-backed ETFs).

Data terbaru menunjukkan bahwa indeks harga produsen (PPI) AS mengalami penurunan tak terduga sebesar 0,4% pada bulan Maret. Meskipun demikian, para ekonom memperkirakan bahwa penerapan tarif impor akan mendorong peningkatan inflasi dalam beberapa bulan mendatang.

Saat ini, pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed akan kembali melakukan pemangkasan suku bunga pada bulan Juni, dengan perkiraan total pemangkasan mencapai 90 basis poin hingga akhir tahun 2025.

Baca Juga :  IHSG Masih di Zona Merah pada Kuartal I, Investor Kecewa ke Pemerintah?

“Potensi koreksi jangka pendek pada harga emas mungkin saja terjadi, namun tren secara keseluruhan tetap menunjukkan penguatan. Hal ini didorong oleh data inflasi CPI dan PPI yang memberikan ruang bagi The Fed untuk melanjutkan kebijakan pemangkasan suku bunga dan menekan nilai tukar dolar,” jelas Tai Wong, seorang pedagang logam independen.

Sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, emas cenderung menjadi pilihan menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global, tekanan inflasi, dan lingkungan suku bunga rendah.

Harga Emas Tembus ke Atas US$ 3.210 Per Ons Troi di Siang Ini (11/4), Rekor Baru

Namun demikian, analis dari UBS memberikan peringatan bahwa penguatan harga emas dapat terhambat jika terjadi perkembangan-perkembangan tertentu, seperti meredanya ketegangan geopolitik, perbaikan dalam hubungan dagang global, atau peningkatan signifikan dalam kondisi ekonomi dan fiskal Amerika Serikat.

Sementara itu, harga perak spot mengalami kenaikan sebesar 2,7% mencapai level US$32,05 per ons troi, platinum menguat sebesar 0,2% menjadi US$939,80, dan paladium bertambah 0,6% menjadi US$913,65.

Berita Terkait

Rekor Baru! Aliran Modal Asing ke Bitcoin Tembus Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Naik Drastis
Prediksi Pasar Saham Mei 2025: Waspadai Fenomena Sell in May and Go Away
Analisis Teknikal Saham BMRI, AKRA, dan GOTO: Rekomendasi untuk Trading Jumat
Laba dan Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya
Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025
Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia
Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?
Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:19 WIB

Rekor Baru! Aliran Modal Asing ke Bitcoin Tembus Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Naik Drastis

Kamis, 1 Mei 2025 - 21:23 WIB

Prediksi Pasar Saham Mei 2025: Waspadai Fenomena Sell in May and Go Away

Kamis, 1 Mei 2025 - 20:51 WIB

Analisis Teknikal Saham BMRI, AKRA, dan GOTO: Rekomendasi untuk Trading Jumat

Kamis, 1 Mei 2025 - 19:51 WIB

Laba dan Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya

Kamis, 1 Mei 2025 - 18:23 WIB

Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025

Berita Terbaru

Education And Learning

Ujian UTBK SNBT 2025 Diduga Banyak Kecurangan: Sistem Pendidikan Butuh Perbaikan

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:15 WIB

technology

WhatsApp Perluas Fitur: Panggilan Suara & Video Kini di Web

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:04 WIB