Investor Asing Ramai-Ramai Jual Saham, Rp 29,92 Triliun Menguap dari Bursa RI 2025

- Penulis

Jumat, 11 April 2025 - 17:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa tren keluarnya modal asing dari pasar saham Indonesia terus berlanjut hingga akhir kuartal pertama tahun 2025.

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, mengungkapkan bahwa hingga tanggal 27 Maret 2025, investor asing mencatatkan *net sale*, atau penjualan bersih, sebesar Rp29,92 triliun secara *year-to-date* (ytd).

“Investor non-residen membukukan *net sale* sejumlah Rp8,02 triliun *month-to-date* (mtd), dan secara *year-to-date* masih menunjukkan *net sale* sebesar Rp29,92 triliun,” jelas Inarno dalam konferensi pers mengenai hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) OJK yang diselenggarakan pada Jumat, 11 April 2025, seperti yang dikutip dari laporan Antara.

Meskipun demikian, kapitalisasi pasar menunjukkan peningkatan sebesar 2,27 persen secara bulanan, mencapai angka Rp11.126 triliun. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan awal tahun, kapitalisasi pasar mengalami penurunan sebesar 9,80 persen.

Sentimen global masih menjadi faktor penekan bagi kinerja pasar saham. Hingga 27 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 3,83 persen *mtd*, berada pada level 6.510,62, serta melemah 8,04 persen secara *ytd*.

Setelah libur Lebaran usai, pasar saham kembali dibuka pada tanggal 8 April 2025. IHSG langsung mengalami penurunan tajam sebesar 7,9 persen *day-to-day* (dtd), dari level 6.510 menjadi 5.996. Bursa sempat dihentikan sementara atau *halting* selama 30 menit pada pukul 09.00 WIB.

Baca Juga :  IHSG Bakal Menghijau Lagi? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Rabu

“Namun demikian, tekanan tersebut sedikit mereda pada tanggal 9 April, di mana *day-to-day* mencatatkan angka positif sebesar 0,47 persen atau berada di level 5.967. Dan pada hari kemarin, tanggal 10 April 2025, tercatat hasil yang positif, di mana penutupan IHSG berada pada level 6.254 atau secara *day-to-day* naik sebesar 4,70 persen, meskipun secara *year-to-date* masih menunjukkan penurunan sebesar 11,67 persen,” terang Inarno.

Sementara itu, di pasar obligasi, indeks Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mengalami penurunan sebesar 0,17 persen *mtd* pada bulan Maret, namun masih mencatatkan kenaikan sebesar 1,75 persen *ytd*, mencapai level 399,54. Investor asing juga tercatat melakukan *net sale* sebesar Rp0,43 triliun *mtd* dan Rp1,41 triliun *ytd*.

Dalam industri pengelolaan investasi, nilai aset kelolaan (*asset under management*/AUM) tercatat sebesar Rp811,97 triliun per tanggal 27 Maret 2025, mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen *mtd*. Namun, secara *ytd* masih menunjukkan penurunan sebesar 3,71 persen. Untuk reksa dana, tercatat *net subscription* sebesar Rp0,92 triliun *mtd* dan Rp1,35 triliun *ytd*.

Baca Juga :  Rekomendasi Saham Bank Lapis Dua: Peluang Investasi Kuartal I 2025

Penghimpunan dana di pasar modal masih menunjukkan tren yang positif. Nilai penawaran umum berhasil mencapai Rp57,68 triliun, dengan Rp3,24 triliun di antaranya berasal dari lima emiten baru.

Di sisi lain, aktivitas penggalangan dana melalui *securities crowdfunding* (SCF) juga terus mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Sejak pertama kali diberlakukan, sudah terdapat 18 penyelenggara SCF yang berhasil mengantongi izin dari OJK hingga tanggal 26 Maret 2025.

Tercatat sebanyak 785 penerbitan efek dari 503 penerbit, dengan melibatkan total 177.717 pemodal. Dana yang teradministrasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencapai angka Rp1,49 triliun.

Untuk sektor derivatif keuangan, dari tanggal 10 Januari hingga 31 Maret 2025, OJK telah memberikan izin prinsip kepada 31 pelaku dan 5 penyelenggara.

Volume transaksi derivatif dengan efek sebagai aset dasar mencapai 571.610 juta lot, dengan nilai akumulasi sebesar Rp710,63 triliun sejak awal tahun.

Sedangkan perkembangan bursa karbon terus memperlihatkan tren yang positif. Sejak diluncurkan pada tanggal 26 September 2023 hingga 27 Maret 2025, terdapat 111 pengguna jasa yang telah memperoleh izin.

Total volume perdagangan mencapai 1.598.693 ton setara CO2, dengan nilai transaksi mencapai Rp77,91 miliar.

Berita Terkait

6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?
Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan
JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?
WSKT: Restrukturisasi Obligasi Rp 1,3 Triliun Rampung 2025, Bagaimana Nasibnya?
Saham Bank BUMN Anjlok, BNI Terparah? Cek Update Harga!
IHSG Merosot, Saham AMMN, MAPI, UNVR Jadi Top Losers Senin Ini
Hotel Fitra Ekspansi Umrah, Targetkan Pertumbuhan Double Digit di 2025
Benang Sintetis Impor: Industri Tekstil Belum Pulih Meski Ada Bea Masuk?

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 22:37 WIB

6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?

Senin, 16 Juni 2025 - 21:57 WIB

Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan

Senin, 16 Juni 2025 - 21:52 WIB

JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?

Senin, 16 Juni 2025 - 19:42 WIB

WSKT: Restrukturisasi Obligasi Rp 1,3 Triliun Rampung 2025, Bagaimana Nasibnya?

Senin, 16 Juni 2025 - 17:32 WIB

Saham Bank BUMN Anjlok, BNI Terparah? Cek Update Harga!

Berita Terbaru

politics

Geger, Netanyahu Ungkap Iran 2 Kali Incar Trump!

Senin, 16 Jun 2025 - 22:42 WIB

finance

6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?

Senin, 16 Jun 2025 - 22:37 WIB

finance

Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan

Senin, 16 Jun 2025 - 21:57 WIB