Trump Ancam Tarif 50 Persen ke China: Guncangan Pasar Saham Global!

- Penulis

Selasa, 8 April 2025 - 06:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

WASHINGTON DC, RAGAMUTAMA.COM – Pada hari Senin, 7 April 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu tensi perdagangan global dengan mengumumkan potensi pengenaan tarif baru sebesar 50% terhadap produk-produk asal Tiongkok.

Presiden Trump juga menegaskan bahwa ia tidak berniat menghentikan kebijakan proteksionismenya, meskipun pasar keuangan global menunjukkan respons yang sangat negatif.

“Saya sangat menghormati Tiongkok, tetapi mereka tidak bisa terus melakukan ini. Kita akan memberikan satu kesempatan lagi,” kata Presiden Trump di Gedung Putih.

Pernyataan Presiden Trump ini disampaikan tidak lama setelah Tiongkok mengumumkan pembalasan berupa tarif sebesar 34% terhadap produk-produk Amerika Serikat yang akan mulai diberlakukan pada Kamis mendatang.

Pemerintah Amerika Serikat memperingatkan bahwa total tarif yang dikenakan AS terhadap Tiongkok dapat melonjak hingga 104% pada tahun ini jika Beijing tidak mengubah arah kebijakannya.

Pasar saham merosot

Eskalasi ketegangan ini mendorong gelombang penjualan besar-besaran di berbagai bursa saham di seluruh dunia. Bursa saham Hong Kong mengalami penurunan tajam sebesar 13,2% pada hari Senin, yang merupakan penurunan harian terburuk dalam hampir tiga dekade.

Di Jepang, indeks di Tokyo ditutup dengan penurunan hampir 8%, sementara indeks di Frankfurt sempat anjlok hingga 10% sebelum berhasil mengurangi kerugiannya.

Di Amerika Serikat, Wall Street mengalami perdagangan yang sangat fluktuatif. Indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup melemah, melanjutkan tren negatif dari minggu sebelumnya. Dilaporkan bahwa triliunan dolar telah menguap dari valuasi pasar dalam beberapa sesi perdagangan terakhir.

Harga Bitcoin juga mengalami penurunan yang signifikan, sementara nilai dolar AS mengalami rebound setelah sempat terperosok tajam pada minggu sebelumnya.

Baca Juga :  TransNusa Resmi Tinggalkan Status Maskapai LCC, Naik Kelas Layanan

Respons Beijing

Menanggapi ancaman yang dilontarkan oleh Presiden Trump, Kedutaan Besar Tiongkok di AS menyatakan bahwa “memberi tekanan atau mengancam Tiongkok bukanlah cara yang tepat untuk berinteraksi.”

Sementara itu, Presiden Trump menegaskan bahwa ia tidak melihat adanya potensi penundaan dalam penerapan kebijakan tarif. Ia bahkan membatalkan semua pertemuan yang dijadwalkan terkait tarif dengan perwakilan dari Tiongkok.

Meskipun demikian, ia membuka kemungkinan untuk berdialog dengan negara mana pun yang bersedia untuk bernegosiasi.

“Mungkin akan ada tarif permanen, dan mungkin juga akan ada negosiasi, karena ada hal-hal yang kita butuhkan di luar tarif,” ujar Presiden Trump saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pemimpin asing pertama yang secara langsung membahas isu tarif dengannya, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita AFP pada hari Selasa, 8 April 2025.

Tarif baru mulai diterapkan

Tarif dasar sebesar 10% terhadap impor ke AS dari seluruh dunia mulai diberlakukan pada hari Sabtu. Mulai hari Rabu, banyak negara akan menghadapi tarif yang lebih tinggi.

Produk-produk dari Tiongkok dikenakan bea masuk sebesar 34%, sementara barang-barang dari Uni Eropa akan dikenakan tarif sebesar 20%.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyampaikan kepada Fox News bahwa banyak negara sedang berupaya untuk merundingkan keringanan.

“Melalui negosiasi yang konstruktif, kita hanya akan melihat level tarif turun,” katanya.

Eropa bersiap untuk membalas

Negara-negara anggota Uni Eropa berkumpul di Luksemburg untuk membahas respons terhadap kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS. Perancis dan Jerman mendorong pengenaan pajak terhadap perusahaan-perusahaan teknologi raksasa AS sebagai bentuk pembalasan.

Baca Juga :  Tristan Gooijer: Bintang Muda Siap Bela Timnas Indonesia Lawan China-Jepang!

“Kita tidak boleh mengesampingkan opsi apa pun, baik untuk barang maupun jasa,” kata Menteri Perdagangan Perancis, Laurent Saint-Martin. Ia menekankan bahwa blok Eropa harus mempersiapkan serangkaian tindakan yang komprehensif dan berpotensi sangat agresif.

Namun, tidak semua negara anggota memiliki pandangan yang sama. Irlandia, yang dikenal dengan tarif pajak perusahaan yang rendah dan menjadi basis bagi banyak perusahaan teknologi AS, menyuarakan kekhawatiran.

“Menargetkan layanan akan menjadi eskalasi yang luar biasa,” ujar Menteri Perdagangan Irlandia, Simon Harris.

Kekhawatiran inflasi dan resesi

Langkah-langkah yang diambil oleh Presiden Trump menuai kritik dari para ekonom yang berpendapat bahwa tarif berskala besar dapat berdampak kontraproduktif.

CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, memperingatkan bahwa inflasi dapat meningkat dan pertumbuhan ekonomi berisiko melambat.

“Apakah penerapan tarif ini akan menyebabkan resesi atau tidak masih menjadi pertanyaan, tetapi hal itu jelas akan memperlambat pertumbuhan,” kata Dimon.

Senator dari Partai Republik, Ted Cruz, turut menyuarakan kekhawatiran atas dampak tarif terhadap ekonomi domestik. Ia memperingatkan bahwa resesi dapat menciptakan dampak politik yang signifikan bagi Partai Republik pada pemilu paruh waktu mendatang.

“Krisis lapangan kerja dan kenaikan harga akan menjadi ancaman nyata bagi para pemilih,” kata Cruz.

Meskipun terus menuai kritik, Presiden Trump tetap yakin bahwa kebijakan tarifnya akan menghidupkan kembali sektor manufaktur AS.

“Jangan Lemah! Jangan Bodoh!” tulis Presiden Trump di media sosial sesaat sebelum pasar Wall Street dibuka. “Jadilah Kuat, Berani, dan Sabar, dan Kehebatan akan menjadi hasilnya!”.

Berita Terkait

Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030
Laba Bersih Naik di Kuartal I 2025, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)
Analisis Saham PTPP: Prediksi Kinerja dan Rekomendasi Investasi 2025
Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%
PTPP Rugi di Kuartal Pertama 2025: Penurunan Pendapatan dan Laba Signifikan
PTPP Tingkatkan Kinerja: Divestasi Anak Usaha dan Pelepasan Jalan Tol
Harga Emas Antam Hari Ini: Turun Rp 33.000, Cek Rinciannya!
ADRO: Penurunan Pendapatan & Laba Bersih Alamtri Resources Kuartal I 2025

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:11 WIB

Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030

Kamis, 1 Mei 2025 - 13:51 WIB

Laba Bersih Naik di Kuartal I 2025, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)

Kamis, 1 Mei 2025 - 13:31 WIB

Analisis Saham PTPP: Prediksi Kinerja dan Rekomendasi Investasi 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:47 WIB

Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:43 WIB

PTPP Rugi di Kuartal Pertama 2025: Penurunan Pendapatan dan Laba Signifikan

Berita Terbaru

sports

Israel Adesanya: Saya Menciptakan Monster di UFC!

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:19 WIB