Rekomendasi Beli Saham INCO dari Analis OCBC: Simak Alasan dan Potensi Keuntungannya

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 4 April 2025 - 07:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) diproyeksikan meraih tambahan pendapatan signifikan dari penjualan bijih nikel mulai tahun 2025. Hal ini sejalan dengan rencana ekspansi perusahaan dan strategi diversifikasi pendapatannya.

Devi Harjoto, analis Ekuitas OCBC Sekuritas, menjelaskan bahwa INCO sedang merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2025. Revisi ini bertujuan untuk memasukkan proyeksi produksi dari tambang Bahodopi dan Pomalaa, yang kini masih dalam tahap pembangunan.

Kinerja Vale Indonesia (INCO) Diproyeksi Positif di 2025, Cermati Rekomendasi Analis

Kedua tambang tersebut diperkirakan akan berkontribusi sekitar 5% terhadap total pendapatan INCO pada tahun 2025.

“Tambang Pomalaa khususnya, diproyeksikan akan menyumbang sekitar 17% dari total penjualan bijih nikel pada tahun 2025,” tulis Devi dalam risetnya, Rabu (5/3).

Strategi Diversifikasi dan Prospek Pasar Nikel

Diversifikasi penjualan merupakan strategi krusial bagi INCO, terutama mengingat lonjakan harga bijih nikel akibat berkurangnya pasokan global.

Kondisi ini diperburuk oleh kendala cuaca di Filipina dan rencana pemerintah Filipina untuk melarang ekspor bijih nikel mulai Juni 2025.

Baca Juga :  Cum Date Dividen Juni 2025, Ini Daftar 34 Emiten Pilihan!

Meskipun pasokan bijih nikel diperkirakan semakin terbatas, harga nikel olahan diprediksi tidak akan melonjak drastis.

Vale Indonesia (INCO) Target Selesaikan 3 Pabrik Nikel HPAL Periode 2025-2026

Devi memperkirakan harga nikel pada 2025 akan berada di kisaran US$ 15.000 – US$ 16.000 per ton, relatif stabil dibandingkan kuartal IV-2024.

Permintaan nikel memang terus meningkat, namun laju pertumbuhannya mengalami perlambatan.

Namun demikian, kebijakan defisit anggaran China yang meningkat menjadi 4% pada 2025 (dibanding 3,6% selama pandemi Covid-19) berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan komoditas, termasuk nikel.

Proyek Ekspansi Vale Indonesia yang Berkembang

Vale Indonesia saat ini tengah mengembangkan tiga proyek utama: Tambang Pomalaa – yang mendukung proyek JV-HPAL bersama Zhejiang Huayou-Ford Motors Co.

Tambang Sorowako Limonit – dikembangkan untuk proyek JV-HPAL dengan Huayou Cobalt, ditargetkan rampung pada kuartal III-2026.

Dan terakhir, tambang Morowali – yang akan mendukung proyek JV-HPAL dengan GEMCo, Ltd.

Tarif Royalti Nikel Berpeluang Naik, Vale Indonesia (INCO) Tidak Mau Berspekulasi

Kinerja Keuangan Kuartal IV 2024: Sebuah Tinjauan

Baca Juga :  AADI dan DAAZ Meriahkan Daftar Saham FTSE Index Terbaru

Pada kuartal IV 2024, INCO mencatatkan laba bersih yang meningkat 44,5% secara kuartalan, mencapai US$ 11,9 juta.

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan produksi sebesar 2,9% menjadi 18.528 ton dan efisiensi biaya operasional, terutama berkat penurunan harga bahan bakar.

Sepanjang tahun 2024, INCO memproduksi total 71.311 ton, melampaui target perusahaan sebesar 0,7%. EBITDA perusahaan juga naik 0,7% dari kuartal sebelumnya.

Laba Vale Indonesia (INCO) Turun di 2024, Cek Prospek Kinerja & Rekomendasi Sahamnya

Rekomendasi Saham INCO: Pandangan OCBC Sekuritas

Berdasarkan kinerja tersebut, OCBC Sekuritas mempertahankan rekomendasi ‘BUY’ untuk saham INCO, dengan target harga Rp 4.700 per saham.

Namun, OCBC tetap mencermati beberapa risiko potensial yang dapat mempengaruhi prospek INCO, seperti: potensi penurunan harga nikel global, perubahan regulasi pemerintah terkait royalti pertambangan, dan kemungkinan keterlambatan penyelesaian proyek ekspansi.

“Meskipun harga saham saat ini tergolong menarik, tetap perlu mempertimbangkan berbagai risiko yang mungkin terjadi,” simpul Devi Harjoto.

Berita Terkait

Benang Sintetis Impor: Industri Tekstil Belum Pulih Meski Ada Bea Masuk?
IHSG Rawan Tertekan, Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Jadi Biang Kerok?
IHSG Anjlok! UNVR, BRPT, CTRA Jadi Biang Kerok LQ45?
Saham Big Banks Loyo, Ada Apa dengan Sektor Perbankan?
Harga Minyak Mendidih: Analisis Dampak & Prediksi Terbaru
INET Bagikan Dividen Tunai, Investor Raup Ratusan Juta Rupiah!
Awas! 4 Saham Ini Diawasi BEI, Termasuk Emiten BUMN
IHSG Tertekan Sentimen Global, Ini Daftar Saham Pilihan Analis!

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 15:17 WIB

Benang Sintetis Impor: Industri Tekstil Belum Pulih Meski Ada Bea Masuk?

Senin, 16 Juni 2025 - 13:27 WIB

IHSG Rawan Tertekan, Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Jadi Biang Kerok?

Senin, 16 Juni 2025 - 13:02 WIB

IHSG Anjlok! UNVR, BRPT, CTRA Jadi Biang Kerok LQ45?

Senin, 16 Juni 2025 - 12:57 WIB

Saham Big Banks Loyo, Ada Apa dengan Sektor Perbankan?

Senin, 16 Juni 2025 - 12:02 WIB

Harga Minyak Mendidih: Analisis Dampak & Prediksi Terbaru

Berita Terbaru

Society Culture And History

Al Ghazali & Alyssa Daguise Menikah, Mahar Spesial Tanggal Jadian?

Senin, 16 Jun 2025 - 15:37 WIB

Uncategorized

Diskon Tiket Kereta Ekonomi: Ini Daftar 14 SS New Generation!

Senin, 16 Jun 2025 - 15:33 WIB

Public Safety And Emergencies

Gratis! Shuttle Mahasiswa UI dari PP Properti, Cek Rutenya!

Senin, 16 Jun 2025 - 15:22 WIB

Public Safety And Emergencies

Tragis, 12 WNI Luka dalam Insiden Balon Udara di Turki

Senin, 16 Jun 2025 - 15:12 WIB