Tarif Trump Picu Bursa Asia Terjun Bebas: Dampak Signifikan Bagi Indonesia

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 3 April 2025 - 17:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Pengumuman terkini dari Presiden AS, Donald Trump, mengenai kebijakan tarif impor telah menciptakan gelombang ketidakstabilan di lanskap keuangan global. 

Pasar saham utama di berbagai negara Asia menunjukkan kerentanan yang signifikan, dipicu oleh kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global dan tekanan inflasi yang meningkat.

Berdasarkan data yang dihimpun Google Finance hingga pukul 15.50 WIB, indeks saham terkemuka di kawasan ini mengalami penurunan yang cukup mencolok. Indeks Nikkei Jepang mencatatkan penurunan paling curam, yakni sebesar 2,77%, diikuti oleh SENSEX India yang melemah 0,40%, SSE China turun 0,24%, HSI Hong Kong merosot 1,52%, dan KOSPI Korea berkurang 0,76%. 

Imbas Tarif Trump, Ekspor Tekstil, Alas Kaki hingga Furnitur RI ke Pasar AS Terancam

Menurut Audi, VP & Head of Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, kebijakan tarif yang lebih agresif dari perkiraan awal pasar memiliki potensi untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan menyebabkan disrupsi pada rantai pasokan. 

“Inflasi di AS diperkirakan akan mencapai 2,7% pada tahun ini, melampaui target yang ditetapkan oleh The Fed. Lebih lanjut, hambatan perdagangan yang disebabkan oleh tarif yang tinggi berisiko menekan kinerja ekspor dari negara-negara Asia, yang berpotensi mengakibatkan kelebihan pasokan barang dan penurunan aktivitas produksi manufaktur,” jelasnya kepada Kontan, (3/4).

Bursa Asia Anjlok Setelah AS Umumkan Tarif Baru, Nikkei 225 Anjlok Paling Dalam

Indonesia juga merasakan dampak dari kebijakan baru ini, khususnya dalam sektor perdagangan. Surplus perdagangan Indonesia pada tahun 2024 mengalami penurunan signifikan menjadi $31,04 miliar, yang mencerminkan penurunan sebesar 18,84% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Dengan kontribusi sebesar 54% dari surplus perdagangan yang berasal dari AS, tekanan terhadap industri ekspor Indonesia, termasuk sektor tekstil dan alas kaki, semakin meningkat.

Seiring dengan meningkatnya tingkat persaingan di pasar Asia sebagai konsekuensi dari kebijakan tarif ini, nilai tukar rupiah diprediksi akan menghadapi tekanan tambahan. 

“Saat ini, pasar sedang mengantisipasi langkah-langkah kebijakan lanjutan dari pemerintah yang bertujuan untuk menstabilkan perekonomian dan menjaga daya saing ekspor,” tutup Audi.

Berita Terkait

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?
Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?
Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!
Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung
Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil
BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya
Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Berita Terkait

Senin, 25 Agustus 2025 - 05:44 WIB

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?

Minggu, 24 Agustus 2025 - 08:36 WIB

Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 11:23 WIB

Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:01 WIB

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil

Berita Terbaru