2.216 Aduan THR Tak Dibayar: Kemnaker Bertindak!

- Penulis

Minggu, 30 Maret 2025 - 15:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) baru-baru ini menyampaikan perkembangan terkini terkait aduan yang diterima oleh Posko Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2025, periode 24 Maret hingga 29 Maret 2025.

Menurut laporan terbaru, Posko THR 2025 telah mencatat sebanyak 2.216 pengaduan terkait dengan pembayaran tunjangan hari raya (THR). Jumlah perusahaan yang dilaporkan terkait aduan ini mencapai 1.409 perusahaan.

1. Rincian aduan yang masuk ke Posko THR 2025

Berdasarkan data yang dihimpun oleh RAGAMUTAMA.COM hingga Minggu, 30 Maret 2025, pukul 16.00 WIB, mayoritas pengaduan yang diterima oleh Posko THR adalah terkait dengan permasalahan THR yang belum dibayarkan atau dicairkan.

Secara lebih rinci, terdapat 1.322 aduan mengenai THR yang belum dibayarkan, 456 aduan terkait dengan pembayaran THR yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta 438 aduan mengenai keterlambatan pembayaran THR.

Pencairan THR ASN-Pensiunan Tembus Rp26,46 Triliun, Ini Rinciannya 

Pencairan THR ASN-Pensiunan Tembus Rp26,46 Triliun, Ini Rinciannya 

2. Baru 9 persen aduan yang berhasil diselesaikan

Dari keseluruhan aduan yang masuk, tercatat bahwa baru 9 persen yang telah berhasil diselesaikan. Sementara itu, 91 persen sisanya masih dalam proses penanganan oleh pengawas ketenagakerjaan di masing-masing daerah.

Baca Juga :  Rupiah Dibuka Lesu di Level Rp16.325 per Dolar AS

Selain menerima aduan, Posko THR juga mencatat rekapitulasi konsultasi THR selama periode 12 hingga 28 Maret 2025. Tercatat sebanyak 1.654 konsultasi, yang terdiri dari 1.593 konsultasi mengenai THR dan 61 konsultasi terkait dengan bonus hari raya (BHR).

3. Sanksi bagi perusahaan yang telat atau gak bayar THR

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Kemnaker menegaskan bahwa perusahaan yang terlambat atau tidak membayarkan THR kepada para pekerjanya akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pemberlakuan sanksi bagi perusahaan yang melanggar ketentuan pembayaran THR ini diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

Dalam sebuah unggahan video di akun Instagram resmi Kemenaker, dijelaskan bahwa sesuai dengan peraturan tersebut, perusahaan yang terlambat membayarkan THR kepada pekerjanya akan dikenakan denda sebesar 5 persen dari total jumlah THR yang seharusnya dibayarkan.

“Pasal 10 Permenaker Nomor 6 Tahun 2016 mengatur bahwa perusahaan yang terlambat membayar THR wajib membayar denda sebesar 5 persen dari nilai THR itu sendiri,” demikian bunyi kutipan dari unggahan video tersebut, sebagaimana dilansir pada Minggu, 16 Maret 2025.

Baca Juga :  Analis Ungkap: Saham Properti Potensi Cuan di Tengah Sinyal Rebound!

Setelah membayar denda yang telah ditetapkan, perusahaan tetap berkewajiban untuk membayarkan THR secara penuh kepada seluruh pekerjanya.

“Denda ini bukanlah pengganti dari kewajiban pembayaran THR, melainkan merupakan tambahan hukuman bagi perusahaan yang terlambat membayar THR. Perusahaan tetap wajib membayarkan THR secara penuh kepada para pekerja,” lanjut penjelasan dalam unggahan video tersebut.

Sementara itu, perusahaan yang terbukti tidak membayarkan THR kepada para pekerjanya akan dikenakan sanksi administratif, mulai dari pemberian teguran tertulis hingga pembekuan terhadap kegiatan usaha yang dijalankan.

“(Perusahaan yang tidak membayar THR) Pasti akan dikenakan sanksi administratif, seperti teguran tertulis; pembatasan kegiatan usaha; penghentian sementara, baik sebagian maupun seluruh alat produksi; serta pembekuan kegiatan usaha,” jelas unggahan video itu lebih lanjut.

Ini Sanksi bagi Perusahaan yang Telat atau Gak Bayar THR Pekerja

Ini Sanksi bagi Perusahaan yang Telat atau Gak Bayar THR Pekerja

Berita Terkait

Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!
Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!
Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!
Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas

Berita Terkait

Minggu, 3 Agustus 2025 - 01:16 WIB

Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 08:07 WIB

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Berita Terbaru

Urban Infrastructure

Pegadenbaru Subang: KA Bisa Lewat, Tapi… Kecepatan Dibatasi!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 23:59 WIB

Uncategorized

Megawati Ketum PDI-P Lagi: Profil Lengkap di Usia 78 Tahun!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 23:10 WIB

Uncategorized

Megawati Ketum PDI-P Lagi di Usia 78: Profil Lengkap!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 22:21 WIB