RAGAMUTAMA.COM – Pemerintah Kota Denpasar resmi memulai proyek renovasi Monumen Puputan Badung, yang terletak megah di sisi utara Lapangan Puputan Badung, Bali.
Proyek ini tidak sekadar mempercantik tampilan, tetapi juga memberikan nilai edukatif baru bagi masyarakat dan wisatawan yang datang.
Dalam proyek ini, tiga patung utama yakni figur perempuan, laki-laki, dan anak—akan tetap dipertahankan utuh
Ketiganya menggambarkan semangat perjuangan rakyat Bali dalam Perang Puputan Badung, lengkap dengan pakaian serba putih dan senjata tradisional seperti keris dan tombak.
Patung-patung tersebut akan tetap menjadi simbol perjuangan, namun pedestal atau alas patung akan didisain ulang agar lebih edukatif dan informatif, menggambarkan latar belakang sejarah perang heroik tersebut.
Menurut Ida Ayu Widhiyanasari, Kabid Tata Lingkungan dan Pertamanan Dinas LHK Kota Denpasar, pembaruan akan menyentuh elemen-elemen penting di sekitar monumen, seperti taman dan kolam. Penyesuaian dilakukan agar keseluruhan kawasan lebih nyaman, terstruktur, dan sekaligus menjadi sarana pembelajaran sejarah.
“Pedestal akan kami ubah menjadi lebih edukatif, informatif, agar masyarakat lebih mengenal bagaimana sejarah Perang Puputan terjadi,” ujar Ida Ayu pada Selasa, 25 Maret 2025.
Sementara taman di sekelilingnya akan dirapikan dengan konsep modern yang menyatu dengan nilai budaya. Kolam yang mengitari patung juga akan diperkecil ukurannya, menyesuaikan dengan desain kawasan yang baru.
Proyek renovasi Monumen Puputan Badung ini telah memasuki tahap pelaksanaan sejak penandatanganan kontrak pada 14 Maret 2025. Saat ini, kawasan monumen telah dipagari sebagai persiapan pengerjaan maksimal yang akan dimulai setelah perayaan Pangerupukan, bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi.
Dengan target penyelesaian pada 8 November 2025, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 11 miliar untuk proyek ini.
Meski wajah kawasan akan berubah lebih modern dan edukatif, karya seni patung yang ikonik akan tetap dijaga. Hal ini sebagai bentuk penghormatan terhadap seniman Bali terdahulu serta untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal yang telah melekat kuat di hati masyarakat.
Dengan konsep baru ini, Monumen Puputan Badung tidak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga ruang belajar terbuka yang menggugah semangat patriotisme generasi muda.
