Cek Rekomendasi Saham TAPG dan DSNG Usai Cetak Kinerja Positif di 2024

- Penulis

Minggu, 2 Maret 2025 - 09:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Kinerja dua emiten sawit PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan kinerja positif di tahun 2024.

TAPG mencatatkan pendapatan sebesar Rp 9,67 triliun di tahun 2024. Raihan itu naik 16,16% year on year (YoY) dari pendapatan tahun sebelumnya.

Dilihat dari jenis produk, pendapatan tersebut mayoritas berasal dari produk kelapa sawit dan turunannya sebesar Rp 9,64 triliun.  Sisanya, sebesar Rp 30,68 miliar berasal dari produk karet dan turunannya.

Sementara, dilihat dari pelanggan, mayoritas pendapatan berasal dari penjualan produk kelapa sawit dan turunannya kepada PT Sinar Alam Permai Rp 2,46 triliun. 

Lalu, menyusul penjualan ke PT Kutai Refinery Nusantara sebesar Rp 2,25 triliun dan PT Sinar mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) Rp 1,20 triliun.

Beban pokok penjualan TAPG tercatat Rp 5,94 triliun di tahun 2024, turun dari Rp 6,10 triliun di tahun 2023. Alhasil, laba bruto TAPG naik 67,89% yoy ke Rp 3,72 triliun.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih TAPG tercatat sebesar Rp 3,12 triliun di tahun 2024, naik 94,02% yoy.

Sementara, DSNG mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun pada tahun 2024, meningkat sebesar 35,6% yoy. Peningkatan laba ini didorong oleh pertumbuhan penjualan DSNG

sebesar 6,5% yoy menjadi Rp 10,1 triliun.

Selain itu, DSNG juga mencatatkan efisiensi biaya operasional, terutama dari penurunan harga pupuk di segmen kelapa sawit. 

Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, tahun 2024 sebenarnya merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perseroan.

“Fenomena El Niño sejak Juni 2023 hingga April 2024 berdampak pada produktivitas perkebunan kelapa sawit, menyebabkan penurunan produksi CPO,” ujarnya, Jumat (28/2).

Baca Juga :  Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP

Hal itu tercermin dari penurunan produksi DSNG. Tahun lalu, mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 2,1 juta ton. Angka tersebut turun 7% yoy dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 2,2 juta ton.

Penurunan produksi TBS tahun lalu itu juga ditambah dengan berkurangnya TBS yang dibeli dari pihak eksternal sebesar 23% yoy. Hal itu pun menyebabkan jumlah TBS yang diproses berkurang sebesar 12%. 

Namun, tingkat rendemen atau Oil Extraction Rate alias OER meningkat 3% menjadi 23,9% pada tahun lalu. Maka, penurunan produksi crude palm oil (CPO) menjadi 9% yoy pada level 602 ribu ton, dengan Free Fatty Acid (FFA) yang semakin rendah di 2,86%.

Alhasil, peningkatan penjualan DSNG di 2024 didorong oleh kenaikan harga rata-rata penjualan (average selling price/ASP) CPO. 

“Hal ini terjadi akibat turunnya produksi global serta meningkatnya permintaan domestik, termasuk dari program biodiesel B-35,” katanya.

Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, kenaikan kinerja keuangan TAPG dan DSNG diakibatkan melesatnya harga CPO sepanjang tahun lalu.

Hal itu juga didorong oleh usia tanaman yang dalam masa produktif, khususnya untuk TAPG. Sebagai informasi, usia produktif tanaman sawit ada di umur 7 tahun-15 tahun.

Sementara, meskipun produksi DSNG turun, tetapi harga CPO yang tinggi bisa menutup kurangnya hasil produksi.

“Cuaca tahun kemarin juga lumayan stabil, tidak terlalu panas dan tidak terlalu basah. Sehingga, wajar mereka catat kenaikan profit tinggi,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (28/2).

Di tahun 2025, harga CPO diproyeksikan tidak terlalu tinggi kinerjanya, meskipun kemungkinan masih akan ada di atas level MYR 4.000 per ton. Hal itu akan memberikan dampak positif ke kinerja emiten CPO.

Baca Juga :  BEI Targetkan 5 Lighthouse IPO di Tahun 2025

“Sebab, biaya produksi sekitar MYR 1.500 – MYR 1.800 per ton. Jadi, mereka masih bisa mencetak profit,” ungkapnya.

Melansir Trading Economics, harga CPO saat ini ada di level MYR 4.532 per ton. Level itu sudah naik 1,98% sejak awal tahun 2025 (year to date/YTD) dan naik 14,16% dalam setahun terakhir.

Di sisi lain, biaya pupuk kemungkinan tidak akan terlalu mahal. Sebab, ada sinyal damai antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia, sehingga blokade perdagangan kemungkinan akan dicabut. Hal itu bisa menurunkan harga bahan baku pupuk, yaitu salah satunya sulfat.

  DSNG Chart by TradingView  

Selain itu, peremajaan tanaman sawit secara global juga masih terhambat lantaran banyak petani plasma yang terlambat melakukan penanaman kembali alias replanting. Kondisi itu bisa menghambat produksi sawit global, sehingga harga CPO bisa terjaga di level tinggi.

“Risiko lain hanya dari cuaca. Tapi, kalau hujan misalnya hanya maksimal 3 jam per hari, kondisinya masih kondusif,” tuturnya.

Alhasil, Kiswoyo merekomendasikan beli untuk TAPG dan DSNG dengan target harga masing-masing sama, yaitu Rp 1.200 per saham.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham TAPG ada di level support Rp 800 per saham dan resistance Rp 860 per saham. Herditya merekomendasikan speculative buy untuk TAPG dengan target harga Rp 880 – Rp 920 per saham.

Untuk DSNG, pergerakan sahamnya ada di level support Rp 880 per saham dan resistance Rp 990 per saham. Herditya merekomendasikan wait and see untuk DSNG.

Berita Terkait

IHSG Bangkit! ANTM, AMMN Terbang Tinggi, Investor Cuan?
Rupiah Terkini: Sentuh Rp 16.290, Dolar AS Dominasi Pasar Asia
ADCP Kantongi Kontrak Baru Rp156,7 Miliar, Mei 2025: Prospek Cerah?
CTRA Bagi Dividen Jumbo, Investor Ciputra Development Auto Cuan!
CTRA Bagi Dividen Jumbo Rp 444,85 Miliar, Investor Sumringah!
Emas Hari Ini: Harga Naik! Konflik Israel-Iran Mendorong Kenaikan
Saham TPIA Terbang: Investasi Jumbo Danantara & INA Jadi Katalis?
Summarecon Gelontorkan Rp 2 Triliun, Investasi Properti Tahun Ini?

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 16:47 WIB

IHSG Bangkit! ANTM, AMMN Terbang Tinggi, Investor Cuan?

Selasa, 17 Juni 2025 - 16:37 WIB

Rupiah Terkini: Sentuh Rp 16.290, Dolar AS Dominasi Pasar Asia

Selasa, 17 Juni 2025 - 16:07 WIB

ADCP Kantongi Kontrak Baru Rp156,7 Miliar, Mei 2025: Prospek Cerah?

Selasa, 17 Juni 2025 - 15:52 WIB

CTRA Bagi Dividen Jumbo, Investor Ciputra Development Auto Cuan!

Selasa, 17 Juni 2025 - 15:42 WIB

CTRA Bagi Dividen Jumbo Rp 444,85 Miliar, Investor Sumringah!

Berita Terbaru

finance

IHSG Bangkit! ANTM, AMMN Terbang Tinggi, Investor Cuan?

Selasa, 17 Jun 2025 - 16:47 WIB

politics

Geger G7, Trump Cabut! Konflik Iran-Israel Jadi Biang Kerok?

Selasa, 17 Jun 2025 - 16:17 WIB

Family And Relationships

Justin Bieber Marah, Ini Penyebab “Anger Issue” & Cara Mengatasinya!

Selasa, 17 Jun 2025 - 16:12 WIB