Proyeksi Saham Bank & Peluang ETF Emas

- Penulis

Jumat, 28 Februari 2025 - 11:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, JAKARTA—Saham-saham perbankan diprediksi masih menarik bagi investor karena sifatnya yang resilien di tengah gejolak ekonomi, dan memiliki valuasi yang atraktif.

Direktur PT Indo Premier Investment Management (IPIM) Noviono Darmosusilo menyampaikan di tengah dinamika pasar dan tantangan makroekonomi global saat ini, valuasi serta histori pembayaran dividen di sektor perbankan yang atraktif membuka peluang bagi investor untuk masuk.

“Sektor perbankan secara PER [valuasi price to earning ratio/ laba persaham] bagus saat ini, plus histori pembayaran dividen juga tinggi,” ujarnya kepada Bisnis setelah peluncuran Reksa Dana Indeks Premier ETF IDX-PEFINDO Prime Bank (XIPB) di Bursa Efek Indonesia, Jumat (28/2/2025).

Baca Juga : OJK Tunggu Partisipasi Lembaga Lain Susul Pegadaian dan BSI jadi Bank Emas

Menurut Noviono, sektor perbankan Indonesia memiliki fundamental yang kuat, dengan kontribusi laba 47% dari total laba emiten di IHSG pada 2024. Selain itu, pada awal 2025, kapitalisasi pasar sektor perbankan sebesar 27,05% dari kapitalisasi pasar IHSG. Hal ini menjadikan sektor perbankan sebagai penggerak utama kinerja IHSG.

Dengan kondisi market yang sedang tertekan belakangan, investor bisa mendapatkan return yang lebih optimal karena sektor perbankan terbilang resilien. Noviono mengatakan, secara historis ketika saham perbankan terkoreksi maka akan kembali naik lagi, karena tren kinerja keuangan yang selalu bertumbuh.

Baca Juga :  Analis Ungkap Prospek Emiten CPO dan Rekomendasi Saham di Tengah Tarif Trump

“Sektor perbankan resilien. Dari dulu kalau koreksi balik lagi, karena secara kinerja selalu bertumbuh. Justru kondisi pasar saat ini target return bisa optimal ke depannya,” tuturnya.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencapai level 6.485,44 pada Kamis (27/2/2025), turun 8,40% secara year to date (YtD). Sektor finansial yang menaungi saham perbankan terkoreksi 4,45% secara YtD.

Adapun, 10 saham dalam konstituen IDX-Pefindo Prime Bank, yang menjadi underlying reksa dana Indeks Premier ETF IDX-PEFINDO Prime Bank (XIPB) ialah BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, BNGA, BDMN, BRIS, BTPN, NISP, dan PNBN.

Baca Juga : : AUM Reksa Dana Berpeluang Naik di 2025, Ini Faktor Pendorongnya

Produk XIPB, sambung Noviono, yang dikelola secara pasif mengikuti indeksnya, cocok untuk investor institusi maupun ritel. Saat listing di BEI, harga perdana Rp195 per unit penyertaan.

Adapun, jumlah maksimum unit penyertaan mencapai 100 miliar unit. Bertindak sebagai bank kustodian Deutsche Bank A.G., cabang Jakarta, dan diler partisipan PT Indo Premier Sekuritas.

TREN ETF

Dalam 10 tahun terakhir atau periode 2014–2024, reksa dana indeks dan ETF mengalami pertumbuhan pesat, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata total dana kelolaan mencapai 28,90%. Saat ini, IPIM mengelola tidak kurang dari 65% total dana kelolaan ETF saham di Indonesia, menjadikannya sebagai pemimpin pasar dalam industri ini.

Baca Juga :  Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Termurah Rp909.000

Noviono menambahkan, di pasar global pada 2023 pengelolaan reksa dana secara pasif seperti ETF lebih besar dibandingkan secara aktif. Alasannya, pengelolaan investasi reksa dana pasif terutama ETF memberikan return pasar yang konsisten dibandingkan dengan reksa dana aktif.

Sebagai market leader industri ETF di Indonesia, IPIM juga membuka peluang produk-produk baru pada 2025. Salah satunya ialah ETF berbasis underlying aset emas

Adapun, pada Rabu (26/2/2025), Presiden Prabowo Subianto telah meresmikan bank emas. Dua lembaga jasa keuangan (LJK) yang menjalankan bisnis bulion ialah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dan PT Pegadaian.

Noviono mengatakan, IPIM masih berkoordinasi dengan berbagai stake holder bank emas terkait peluang peluncuran ETF berbasis emas. Adapun, menurutnya produk ETF emas sudah berkembang di luar negeri, khususnya di negara dengan cadangan emas besar seperti India.

“Kami sudah diajak diskusi beberapa pihak terkait untuk ETF emas. Tunggu tanggal mainnya,” imbuhnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. RAGAMUTAMA.COM tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Berita Terkait

Saham Bank BUMN Anjlok, BNI Terparah? Cek Update Harga!
IHSG Merosot, Saham AMMN, MAPI, UNVR Jadi Top Losers Senin Ini
Hotel Fitra Ekspansi Umrah, Targetkan Pertumbuhan Double Digit di 2025
Benang Sintetis Impor: Industri Tekstil Belum Pulih Meski Ada Bea Masuk?
IHSG Rawan Tertekan, Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Jadi Biang Kerok?
IHSG Anjlok! UNVR, BRPT, CTRA Jadi Biang Kerok LQ45?
Saham Big Banks Loyo, Ada Apa dengan Sektor Perbankan?
Harga Minyak Mendidih: Analisis Dampak & Prediksi Terbaru

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 17:32 WIB

Saham Bank BUMN Anjlok, BNI Terparah? Cek Update Harga!

Senin, 16 Juni 2025 - 16:07 WIB

Hotel Fitra Ekspansi Umrah, Targetkan Pertumbuhan Double Digit di 2025

Senin, 16 Juni 2025 - 15:17 WIB

Benang Sintetis Impor: Industri Tekstil Belum Pulih Meski Ada Bea Masuk?

Senin, 16 Juni 2025 - 13:27 WIB

IHSG Rawan Tertekan, Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Jadi Biang Kerok?

Senin, 16 Juni 2025 - 13:02 WIB

IHSG Anjlok! UNVR, BRPT, CTRA Jadi Biang Kerok LQ45?

Berita Terbaru

finance

Saham Bank BUMN Anjlok, BNI Terparah? Cek Update Harga!

Senin, 16 Jun 2025 - 17:32 WIB

politics

Iran Klaim Bobol Pertahanan Israel, Saling Serang Memanas!

Senin, 16 Jun 2025 - 17:27 WIB

entertainment

Stoppie Maut Toprak Razgatlioglu Mahal, Segini Dendanya!

Senin, 16 Jun 2025 - 17:12 WIB