Sejarah Desa Umoja, Desa Khusus Perempuan Masyarakat Adat Samburu di Kenya

- Penulis

Minggu, 23 Februari 2025 - 09:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, JakartaMasyarakat adat Samburu di Kenya membuat aturan unik. Mereka membuat desa yang hanya dihuni oleh perempuan. Didirikan pada tahun 1990, Umoja berkembang menjadi simbol perjuangan perempuan Samburu untuk mendapatkan kebebasan dan hak yang setara. Desa ini menjadi tempat perlindungan bagi perempuan yang mengalami kekerasan, pernikahan paksa, dan berbagai bentuk diskriminasi lainnya.

Awal Mula Berdirinya Desa Umoja

Dilansir dari CNN, Umoja lahir dari luka dan perlawanan. Pada tahun 1990, lima belas perempuan Samburu yang diperkosa tentara Inggris di dekat Archer’s Post diusir oleh keluarga mereka. Mereka dianggap mencemarkan nama baik suami dan komunitas. Tak punya tempat kembali, mereka menemukan sebidang tanah, menetap, dan menamai desa itu Umoja.

Salah satu perempuan tersebut adalah Rebecca Lolosoli. Melalui desa ini, Lolosoli mulai mengorganisir perempuan-perempuan yang mengalami nasib serupa dan menciptakan tempat aman bagi mereka. Hal ini akhirnya menjadi salah satu visi Lolosi untuk dapat menjadikan Desa Umoja sebagai tempat yang menjawab ketidakadilan tersebut.

Baca Juga :  LENGKAP! Kisah Legenda Tan Joe Hok soal Dikasih 1000 Dolar Tiap Bulan dari Bung Karno | ROSI

Selain itu, dalam budaya Samburu juga, perempuan memiliki sedikit hak atas tubuh dan kehidupannya sendiri. Mereka sering dipaksa menikah pada usia muda, mengalami mutilasi genital perempuan (FGM), dan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Dilansir dari laman CNN, perempuan yang berani menentang tradisi ini sering kali diusir dari komunitas mereka.

Seiring waktu, Umoja menjadi lebih dari sekadar tempat tinggal. Desa ini berkembang menjadi tempat perlindungan bagi perempuan yang melarikan diri dari pernikahan penuh kekerasan, mutilasi alat kelamin, pemerkosaan, hingga berbagai bentuk penindasan lainnya. Bahkan, para janda pun menemukan harapan baru di sana.

Dilansir dari laman The Gender Security Projcet, nama Umoja dalam bahasa Swahili berarti “persatuan”. Desa ini tidak hanya menjadi tempat perlindungan, tetapi juga komunitas berbasis kesetaraan, di mana perempuan memiliki kendali penuh atas hidup mereka.

Baca Juga :  30 Ucapan Sungkem Lebaran Halus Bahasa Jawa: Makna Mendalam & Artinya

Kehidupan Masyarakat Umoja

Untuk bertahan hidup, perempuan di Umoja mengelola ekonomi mereka sendiri dengan menjual kerajinan tangan seperti perhiasan khas Samburu, yakni manik-manik, kalung warna-warni, dan gelang. Desa ini juga terbuka bagi wisatawan yang ingin mengenal budaya mereka.

Penghasilan yang diperoleh dikelola kepala desa dan dialokasikan untuk kebutuhan pangan serta pendidikan.

Selain dari kerajinan tangan, mereka juga memperoleh pendapatan melalui pengelolaan perkemahan safari di dekat Cagar Alam Nasional Samburu serta menerima donasi dari berbagai pihak. Dana yang terkumpul digunakan untuk membangun sekolah yang juga terbuka bagi anak-anak desa tetangga, membayar gaji guru, serta membangun infrastruktur dasar seperti sumur. Dengan perekonomian mandiri yang dilakukan oleh masyarakat, Umoja turut menjadi pusat pemberdayaan perempuan yang mandiri dan berdaya.

Pilihan Editor: Tunggu Tubang, Peran Perempuan dan Adat Jaga Ketahanan Pangan di Semende

Berita Terkait

Jejak Perjuangan Kartini: 5 Destinasi Wisata Penuh Inspirasi
Pesta Rakyat Nusantara TMII: Target 200 Ribu Pengunjung Ramaikan Perhelatan
UNESCO Tetapkan 16 Geopark Global Baru, Indonesia Sumbang Dua Situs
Surat Kartini Diakui UNESCO Sebagai Warisan Ingatan Dunia 2025
Mengungkap Kisah Emas: Perjalanan dari Tambang Kuno Hingga Investasi Modern
Museum Kayu Kalteng: Ungkap Jejak Keemasan Hutan Kalimantan Tengah
Taman Safari Terjebak Konflik OCI: Dampak Sengit vs Mantan Pemain Sirkus
Arkeologi Ungkap Fakta Tersembunyi di Balik Penyaliban Yesus

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 12:16 WIB

Jejak Perjuangan Kartini: 5 Destinasi Wisata Penuh Inspirasi

Senin, 21 April 2025 - 11:59 WIB

Pesta Rakyat Nusantara TMII: Target 200 Ribu Pengunjung Ramaikan Perhelatan

Minggu, 20 April 2025 - 21:24 WIB

UNESCO Tetapkan 16 Geopark Global Baru, Indonesia Sumbang Dua Situs

Minggu, 20 April 2025 - 20:24 WIB

Surat Kartini Diakui UNESCO Sebagai Warisan Ingatan Dunia 2025

Minggu, 20 April 2025 - 11:19 WIB

Mengungkap Kisah Emas: Perjalanan dari Tambang Kuno Hingga Investasi Modern

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Ricuh! Aksi May Day di DPR Berujung Bentrokan

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:11 WIB

Family And Relationships

Fachri Albar Narkoba, Renata Kusmanto Gugat Cerai: Fakta Terbaru!

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:03 WIB