Harga Emas Turun dari Rekor Tertinggi, Tapi Masih di Jalur Kenaikan Mingguan

- Penulis

Sabtu, 22 Februari 2025 - 07:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – Harga emas melemah pada Jumat karena investor melakukan aksi ambil untung setelah mencapai rekor tertinggi pada sesi sebelumnya. 

Meski demikian, emas tetap berada di jalur kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut, didorong oleh permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.  

Harga emas spot turun 0,1% menjadi US$ 2.939,63 per ons. Sepanjang minggu ini, emas telah menguat sekitar 1,9% setelah mencapai rekor tertinggi US$ 2.954,69 pada Kamis. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,1% di level US$ 2.953,20 per ons.  

“Koreksi ini merupakan pergerakan klasik setelah mencetak rekor baru, dengan sebagian investor mengambil keuntungan. Namun, fundamental emas tetap kuat,” ujar Alex Ebkarian, Kepala Operasi di Allegiance Gold.  

Baca Juga :  GOTO dan Grab Segera Merger, Target Selesai 2025

Sepanjang minggu ini, emas telah dua kali mencetak rekor tertinggi dan diperdagangkan di atas US$ 2.950 per ons. Ketidakpastian mengenai pertumbuhan ekonomi global serta ketidakstabilan politik meningkatkan minat investor terhadap emas batangan, yang telah menguat 11,5% sepanjang tahun 2025. 

“Permintaan emas saat ini terutama berasal dari investor Barat dan bank sentral, sementara investor ETF tampaknya hanya mengikuti tren,” tulis analis Commerzbank dalam sebuah laporan.  

Kebijakan tarif terbaru Trump yang diumumkan awal pekan ini mencakup bea masuk atas kayu dan produk kehutanan, selain tarif impor mobil, semikonduktor, dan farmasi yang telah diumumkan sebelumnya. 

Langkah ini menyusul kebijakan tarif tambahan 10% untuk impor dari Tiongkok serta bea masuk 25% atas baja dan aluminium.  

Baca Juga :  Tegas! Cina Balas Trump dengan Tarif Impor 34% ke Produk AS

Meskipun emas dikenal sebagai aset safe haven, peralihan dana dari aset berisiko ke emas belum terlihat secara signifikan. “Arus modal ke aset aman masih terbatas,” kata Ebkarian.  

Investor juga mencermati kebijakan suku bunga Federal Reserve AS, mengingat kebijakan ekonomi Trump dianggap berpotensi memicu inflasi. Jika inflasi meningkat, The Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga tinggi, yang dapat mengurangi daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.  

Di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 0,9% menjadi US$ 32,64 per ons, sementara paladium melemah 0,7% ke level $970,45. Kedua logam ini masih mencatat kenaikan mingguan. Platinum turun 1,1% menjadi US$ 967,40 dan diperkirakan mengalami penurunan mingguan.

Berita Terkait

Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?
Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!
BIKE Tebar Dividen: Simak Jadwal dan Besaran Dividen Sepeda Bersama Indonesia
Astra Graphia Tebar Dividen Rp 67 Miliar: Cek Jadwal Lengkapnya!
8 Tuntutan Pengusaha: Solusi Produktivitas & Kesejahteraan Buruh?
Prospek Emiten Grup Pertamina 2025: Analisis Mendalam dan Rekomendasi Investasi
Investor Asing Lepas Rp20 Triliun: Saham-Saham Apa Saja yang Dilepas Besar-besaran Sebulan Terakhir?
Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:19 WIB

Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:31 WIB

Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:19 WIB

BIKE Tebar Dividen: Simak Jadwal dan Besaran Dividen Sepeda Bersama Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:15 WIB

Astra Graphia Tebar Dividen Rp 67 Miliar: Cek Jadwal Lengkapnya!

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:27 WIB

8 Tuntutan Pengusaha: Solusi Produktivitas & Kesejahteraan Buruh?

Berita Terbaru