Saham Emiten Kesehatan Tertekan, Simak Rekomendasi Analis

- Penulis

Jumat, 21 Februari 2025 - 08:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Indeks kesehatan atau IDX Healthcare terus melemah, tercatat turun 5,69% secara year to date (YTD) ke level 1.373,66 pada akhir perdagangan Kamis (20/2).

Penurunan indeks ini juga sejalan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 4,12% secara year to date.

Jika dirinci, sejumlah emiten di sektor kesehatan tengah mengalami penurunan harga saham.

Misalnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun 11,03% ytd, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) melemah 9,88% ytd, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), terjun 4,33% dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) ambles 13,8%.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menerangkan penurunan indeks sektor ini kemungkinan besar disebabkan oleh rotasi sektor serta tekanan yang terjadi secara menyeluruh di IHSG, yang turut menyeret pergerakan saham-saham kesehatan.

Secara valuasi, saham-saham di sektor kesehatan seperti KLBF, MIKA, HEAL, dan SILO memang cukup premium, sementara pertumbuhan kinerja belum seagresif kenaikan harga sahamnya sebelumnya. 

“Hal ini membuat saham-saham tersebut rentan terkena aksi profit taking di tengah kondisi pasar yang kurang kondusif,” ucap Ekky kepada Kontan, Kamis (20/2).

Meskipun ada sentimen cek kesehatan gratis dari pemerintah, dampaknya terhadap emiten kesehatan terbilang minim. Program ini lebih bersifat sosial dan tidak secara langsung meningkatkan pendapatan perusahaan di sektor kesehatan.

Baca Juga :  Ketahui 12 Cara Menghilangkan Panu di Wajah secara Alami & Cepat

“Melihat kondisi saat ini, menurut saya sektor kesehatan masih lebih baik untuk wait and see, sambil menunggu momentum yang lebih kuat untuk masuk,” papar Ekky.

Ekky menyarankan entry saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) di harga Rp 580-Rp 610 per saham, dengan target harga terdekat di Rp 640-Rp 650 per saham.

Sementara itu, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi menyampaikan penurunan yang terjadi pada sektor kesehatan merupakan proses normalisasi harga saham pasca pandemi Covid-19. 

  SIDO Chart by TradingView  

“Selama pandemi, permintaan terhadap layanan kesehatan dan alat medis meningkat tajam, mendorong kinerja positif emiten di sektor ini bahkan saham hingga ditransaksikan di harga yang cukup premium,” ujar Imam kepada Kontan, Kamis (20/2).

Seiring meredanya pandemi dan penurunan kasus COVID-19, kebutuhan akan layanan dan produk kesehatan kembali ke tingkat normal, yang berdampak pada penurunan pendapatan beberapa perusahaan di sektor ini dan berimplikasi pada normalisasi harga sahamnya. 

Baca Juga :  Fakta-fakta Penyakit Tiroid yang Sering Disepelekan

Selain itu, sektor farmasi di Indonesia banyak bergantung pada impor bahan baku. Penguatan dolar Amerika Serikat dapat meningkatkan biaya impor, yang pada gilirannya dapat menekan margin keuntungan perusahaan dan mempengaruhi harga sahamnya.

Imam menambahkan adanya program cek kesehatan gratis berpotensi menjadi sentimen positif bagi emiten yang bergerak di sektor kesehatan. 

Misalnya jika ada warga yang melakukan tes kesehatan membutuhkan vitamin, bisa saja yang menyuplai dari emiten farmasi yang listed, atau ada orang yang melakukan tes kesehatan namun ternyata malah harus dirujuk karena hal tertentu ke rumah sakit, jadi emiten rumah sakit juga akan terdampak positif. 

Secara umum, program ini sebenarnya bagus untuk sektor kesehatan, namun bagaimana implikasi pada kinerja perusahaan, perlu menunggu terlebih dahulu minimal di kuartal II-2025 atau kuartal III-2025 untuk melihat implikasinya pada kinerja perusahaan.

Imam juga menjelaskan selama masih tinggi ketidakpastian atas inflasi dan suku bunga yang mengakibatkan rupiah tertekan, investor sebaiknya mengambil keputusan untuk wait and see

“Investor dapat berinvestasi dulu pada instrumen yang rendah risiko seperti reksa dana pasar uang sambil menunggu katalis positif di pasar,” tutup Imam.

Berita Terkait

Ketahui, 5 Olahraga Ini Bisa Dilakukan Setelah Kerja Seharian
Sertifikat Kompetensi Dokter Macet di Kolegium? Ini Penyebabnya!
Ketahui Jenis-jenis Gangguan Jantung Umum yang Perlu Diwaspadai Sejak Dini
Bau Mulut Tak Sedap? Atasi Penyakit Gusi Sekarang!
Padel Pemula: Jadwal Latihan Ideal Seminggu untuk Hasil Maksimal!
FORNAS VIII NTB 2025: 38 Provinsi Siap Bertanding!
Tangga: Rahasia Otak Tajam & Mood Bahagia? Ini Buktinya!
Kaki Pendaki Bermasalah? 7 Hal Ini Wajib Anda Ketahui!

Berita Terkait

Kamis, 24 Juli 2025 - 12:23 WIB

Ketahui, 5 Olahraga Ini Bisa Dilakukan Setelah Kerja Seharian

Minggu, 20 Juli 2025 - 21:10 WIB

Sertifikat Kompetensi Dokter Macet di Kolegium? Ini Penyebabnya!

Sabtu, 19 Juli 2025 - 10:35 WIB

Ketahui Jenis-jenis Gangguan Jantung Umum yang Perlu Diwaspadai Sejak Dini

Minggu, 13 Juli 2025 - 17:47 WIB

Bau Mulut Tak Sedap? Atasi Penyakit Gusi Sekarang!

Sabtu, 12 Juli 2025 - 22:29 WIB

Padel Pemula: Jadwal Latihan Ideal Seminggu untuk Hasil Maksimal!

Berita Terbaru

Urban Infrastructure

Pegadenbaru Subang: KA Bisa Lewat, Tapi… Kecepatan Dibatasi!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 23:59 WIB

Uncategorized

Megawati Ketum PDI-P Lagi: Profil Lengkap di Usia 78 Tahun!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 23:10 WIB

Uncategorized

Megawati Ketum PDI-P Lagi di Usia 78: Profil Lengkap!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 22:21 WIB