Ada Potensi Bank Indonesia Turunkan BI Rate jadi 5,5%, Ini Proyeksi Para Ekonom

- Penulis

Rabu, 19 Februari 2025 - 08:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, JAKARTA — Sejumlah ekonom memperkirakan Bank Indonesia akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin pada Rapat Dewan Gubernur/RDG yang berakhir hari ini, Rabu (19/2/2025).

Konsensus Bloomberg menunjukkan bahwa 13 dari 35 ekonom meyakini bank sentral akan kembali menurunkan BI Rate, setelah Januari 2025 memangkas 25 bps dari 6% menjadi 5,75%.

PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menjadi salah satu institusi yang memberikan estimasi pemangkasan dalam konsensus tersebut.

Baca Juga : BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan, Intip Dampaknya ke Pasar Saham

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan alasan utama adanya potensi pemangakasan BI Rate karena nilai tukar rupiah yang stabil dan menguat, sejalan dengan pelemahan dolar AS.

Melihat kondisi global, indeks dolar tetap berada di bawah 107 dan berada di level terendah dalam lebih dari dua bulan terakhir, karena lemahnya data ekonomi AS meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed lebih lanjut.

Baca Juga : : Alasan BI Prediksi Pemangkasan Fed Fund Rate hanya Sekali Tahun Ini

“Iya, betul [kami memperkirakan cut rate], alasan utamanya faktor global dan rupiah,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (18/2/2025). 

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro juga memperkirakan hal yang sama dengan Asmo, karena adanya pelonggaran kebijakan yang disinkronkan secara global.

Menurutnya, BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga tanpa memberikan tekanan pada rupiah, mengikuti pelonggaran kebijakan yang dilakukan oleh bank-bank sentral di India, Meksiko, Afrika Selatan, Eropa, dan Inggris. 

Baca Juga :  Apindo: Dampak BI Rate Tetap 5,75% Bagi Dunia Usaha Indonesia

Satria memandang karena perbedaan suku bunga dan arus modal adalah konsep yang relatif, aset-aset rupiah masih akan mempertahankan daya tariknya karena sebagian besar imbal hasil global sedang mengalami penurunan.  

Bahkan menurutnya, BI juga berpotensi melakukan pemangkasan sebesar 50 bps menjadi 5,25% karena ekonomi domestik yang lemah. 

“Bank Indonesia dapat menjadi ‘satu-satunya pilihan’ untuk mendukung pertumbuhan di tengah pengetatan fiskal yang sedang berlangsung dan berbagai pemangkasan anggaran,” jelasnya.  

Sebelumnya Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025, Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk menurunkan BI Rate dari 6% menjadi 5,75%. 

Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5%±1%, terjaganya nilai tukar rupiah—meski di level Rp16.300-an per dolar AS—yang sesuai dengan fundamental untuk mengendalikan inflasi dalam sasarannya, dan perlunya upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Perry memastikan bahwa BI akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasarannya dan nilai tukar yang sesuai fundamental, dengan tetap mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan nasional.

“Kami mencermati masih terbukanya ruang penurunan suku bunga. Waktunya tentu saja sesuai dinamika yang terjadi di global dan nasional,” tuturnya, Rabu (15/1/2025).

Selanjutnya: Sejumlah Ekonom Perkirakan BI akan Tahan Suku Bunga

Mayoritas Ekonom Proyeksikan Bank Indonesia Tahan BI Rate Januari 2025

Sebanyak 22 ekonom atau mayoritas dari yang dihimpun Bloomberg memperkirakan bahwa Bank Indonesia akan tetap menahan suku bunga acuan 5,75%. Nilai median dari proyeksi para ekonom juga menunjukkan suku bunga BI Rate tetap 5,75%.

Baca Juga :  Trading Halt: Penyebab IHSG Anjlok Drastis dan Risiko Suspensi Saham

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) juga menunjukkan sikap yang sama, yakni berpandangan bahwa BI perlu menahan suku bunga acuan 5,75% pada Februari 2025 ini.

Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky menjelaskan bahwa terdapat sejumlah pertimbangan, yaitu Indonesia mengalami inflasi umum terendah sejak 2000, yakni 0,76% (year on year/YoY) pada Januari 2025. Inflasi itu berada di bawah rentang target BI, yakni 2,5%±1%.

“Penurunan inflasi pada Januari 2025 dipengaruhi oleh faktor jangka pendek, khususnya penyesuaian tarif listrik. Inflasi dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan akan dipengaruhi oleh tekanan inflasi dan deflasi,” dikutip dari laporan LPEM UI pada Rabu (19/2/2025).

Lalu, terdapat faktor eksternal dari langkah Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga acuannya pada Januari 2025—ketika Bank Indonesia menahan BI Rate. Juga, adanya berbagai kebijakan penuh sorotan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara umum memicu ketidakpastian global.

Kombinasi faktor-faktor itu berperan besar dalam pergerakan arus modal di Indonesia dan nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan belakangan.

“Ke depannya, mulainya periode Ramadhan diperkirakan akan memicu tekanan inflasi. Kemudian, turunnya agresivitas the Fed dalam pelonggaran kebijakan moneternya dan terus berkembangnya arah kebijakan Presiden Trump berpotensi akan memengaruhi investor, walaupun relatif masih sulit diprediksi arahnya,” dikutip dari laporan LPEM UI.

Berita Terkait

Inflasi April 2025 Melonjak: Tarif Listrik dan Harga Emas Jadi Biang Kerok
Rekomendasi Saham Pakuwon Jati
IHSG Melonjak Tajam Jumat Pagi: ISAT, ANTM, dan CTRA Jadi Pendorong Utama LQ45
Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok ke Rp 1.912.000 per Gram
MTEL: Analis Ungkap Strategi Investasi Saham Pasca Kinerja Kuartal I 2025
Prabowo Setujui Ekspor Beras: Kepastian Stok Pangan Nasional Terjamin
GoTo Financials dan Gojek Catat Adjusted EBITDA Tertinggi Sepanjang Sejarah
SMIL Catat Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Solid di Kuartal I 2025

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 11:19 WIB

Inflasi April 2025 Melonjak: Tarif Listrik dan Harga Emas Jadi Biang Kerok

Jumat, 2 Mei 2025 - 11:03 WIB

Rekomendasi Saham Pakuwon Jati

Jumat, 2 Mei 2025 - 09:59 WIB

IHSG Melonjak Tajam Jumat Pagi: ISAT, ANTM, dan CTRA Jadi Pendorong Utama LQ45

Jumat, 2 Mei 2025 - 09:51 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok ke Rp 1.912.000 per Gram

Jumat, 2 Mei 2025 - 09:15 WIB

MTEL: Analis Ungkap Strategi Investasi Saham Pasca Kinerja Kuartal I 2025

Berita Terbaru

Education And Learning

Download Twibbon Hari Pendidikan Nasional 2025 & Panduan Mudah Pasang Foto

Jumat, 2 Mei 2025 - 11:43 WIB

Family And Relationships

Eriska Nakesya dan Young Lex Resmi Berpisah Setelah 2 Bulan Bungkam

Jumat, 2 Mei 2025 - 11:35 WIB