Penyelidikan kasus pembacokan yang menimpa DSK (44), seorang pegawai Kejaksaan Agung (Kejagung), di wilayah Sawangan, Depok, terus bergulir. Guna mengungkap tabir peristiwa ini, pihak kepolisian telah memanggil sejumlah saksi.
“Hingga saat ini, kami telah meminta keterangan dari sekitar 6 atau 7 orang saksi,” jelas Kasatreskrim Polres Metro Depok, AKBP Bambang Prakoso, dalam keterangannya pada hari Selasa (27/5).
AKBP Bambang Prakoso enggan membeberkan identitas para saksi yang telah diperiksa. Ia hanya mengungkapkan bahwa sejauh ini, belum ada saksi yang secara langsung menyaksikan momen pembacokan terhadap DSK.
“Untuk saksi yang melihat langsung kejadian, sayangnya masih belum ada,” imbuhnya.
DSK sendiri saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Meskipun demikian, pihak kepolisian telah berhasil mengambil keterangannya. Menurut pengakuan DSK, ia tidak merasa memiliki masalah dengan siapapun.
Akibatnya, motif di balik aksi pembacokan tersebut masih menjadi misteri hingga saat ini.
“Keterangan dari korban baru saja berhasil kami dapatkan di rumah sakit,” ungkapnya.
Peristiwa pembacokan terhadap DSK terjadi di kawasan Sawangan, Depok, pada hari Sabtu (24/5) dini hari. Rangkaian kejadian bermula pada hari Jumat (23/5) sekitar pukul 21.00 WIB, saat korban kembali dari tempatnya bekerja.
DSK diketahui bekerja di Pusat Data Statistik Kriminal dan Teknologi Kejaksaan Agung. Saat dalam perjalanan pulang, sekitar pukul 02.30 WIB, ia tiba-tiba dipepet oleh dua orang tak dikenal.
Kedua orang tersebut kemudian melakukan pembacokan terhadap DSK, mengenai pergelangan tangannya. Akibat serangan tersebut, DSK mengalami luka serius di pergelangan tangan kanannya. Diagnosa sementara menunjukkan bahwa urat kelingking kanan Saudara DSK putus dan mengakibatkan ketidakmampuan untuk menggerakkan jari tersebut.
Setelah kejadian, korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Keluarga korban menuturkan bahwa mereka sempat melihat dua orang yang mencurigakan, seolah-olah mengawasi pergerakan korban saat proses evakuasi.