Ragamutama.com KUNINGAN – Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) melaporkan peningkatan signifikan jumlah pendaki selama libur panjang Hari Raya Waisak, 10–13 Mei 2025. Tercatat, sebanyak 1.503 individu menjelajahi keindahan Gunung Ciremai yang terletak di Jawa Barat.
Menurut Kepala Sub Bagian Humas, Promosi, dan Pemasaran BTNGC, Ady Sularso, angka tersebut merupakan total keseluruhan pendaki yang melalui lima jalur pendakian resmi yang dibuka untuk publik di kawasan Gunung Ciremai. Jalur Apuy, yang berada di Kabupaten Majalengka, menjadi primadona di antara para pendaki.
“Jalur Apuy mencatat rekor tertinggi dengan 678 pendaki, mengungguli jalur lainnya. Diikuti oleh Sadarehe dengan 582 pendaki, Palutungan 195, Linggarjati 39, dan Linggasana yang hanya dilalui oleh 9 pendaki,” jelas Ady pada hari Kamis (15/5/2025).
: Tragedi di Pegunungan North Cascades, Tiga Pendaki Meninggal Dunia
Jalur Apuy memang terkenal dengan kombinasi lanskap hutan tropis yang memukau dan jalur pendakian yang menantang namun tetap terawat. Hal ini menjadikan Apuy sebagai pilihan favorit, baik bagi pendaki pemula maupun mereka yang mencari pengalaman mendaki yang memuaskan tanpa harus melalui medan yang terlalu ekstrem.
Gunung Ciremai, yang menjulang setinggi 3.078 meter di atas permukaan laut, telah lama menjadi magnet bagi para pecinta alam dan pendaki di Pulau Jawa. Lokasinya yang strategis, yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Kuningan dan Majalengka, memberikan aksesibilitas yang mudah dari berbagai kota besar di Jawa Barat dan sekitarnya.
: : Jalur Pendakian Taman Nasional Gunung Ciremai Dibuka Kembali Hari Ini (3/4)
Momentum libur panjang seperti Waisak menjadi perhatian utama bagi pihak pengelola untuk meningkatkan pengawasan terhadap lonjakan jumlah pengunjung. BTNGC berupaya memaksimalkan pengawasan dan kualitas pelayanan melalui penempatan petugas di pos-pos registrasi dan patroli lapangan di sepanjang jalur pendakian.
“Kami melakukan pemantauan secara intensif terhadap setiap aktivitas pendakian. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pelayanan yang optimal, tetapi juga sebagai wujud komitmen kami dalam menjaga kelestarian kawasan Taman Nasional,” tegas Ady.
: : Baru Dibuka, Pendaki Gunung Ciremai Melonjak hingga 5.000 Orang
Meskipun kondisi cuaca cenderung mendukung, Ady tetap menekankan pentingnya kewaspadaan bagi para pendaki, mengingat potensi terjadinya hujan dan angin kencang di wilayah pegunungan.
Ia mengimbau setiap pendaki untuk mempersiapkan perlengkapan yang sesuai dengan standar keselamatan, termasuk membawa jas hujan, pakaian ganti, dan persediaan logistik yang mencukupi.
“Pendakian bukan hanya tentang mencapai puncak, tetapi juga tentang kesiapan mental dan fisik dalam menghadapi tantangan alam yang sulit diprediksi,” tambahnya.
Pihak BTNGC juga mengingatkan bahwa peningkatan jumlah pendaki harus sejalan dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem. Aktivitas pendakian yang tidak bertanggung jawab berpotensi merusak vegetasi, mencemari lingkungan, dan mengganggu keseimbangan alam.
Oleh karena itu, BTNGC tidak hanya menempatkan petugas sebagai pengawas, tetapi juga sebagai edukator lapangan yang secara aktif mengingatkan para pendaki tentang pentingnya tidak meninggalkan sampah, tidak merusak flora, dan menjunjung tinggi etika pendakian.
“Kami berharap Gunung Ciremai tidak hanya menjadi destinasi rekreasi, tetapi juga menjadi sarana edukasi tentang konservasi alam. Pendaki yang bertanggung jawab adalah mereka yang meninggalkan gunung tanpa meninggalkan jejak kerusakan,” pungkas Ady.